
Sosialisasi Manajemen Talenta di Kabupaten Kuningan
Sistem Manajemen Talenta yang diterapkan di Kabupaten Kuningan menjadi topik yang menarik perhatian para pegawai. Sistem ini dianggap sebagai peluang dan kehormatan bagi individu yang memiliki kapasitas, kompetensi, serta kinerja yang baik. Selain itu, pengalaman kerja, profesionalisme, hasil asesmen, golongan yang tinggi, dan berbagai faktor lainnya akan menjadi pertimbangan dalam penempatan jabatan.
“Benar, apakah ada sosialisasi penerapan Manajemen Talenta yang akan dilaksanakan di Pendopo?” tanya Si Otong. “Maaf, saya tidak tahu. Namun yang jelas, sistem Manajemen Talenta akan diterapkan di daerah kami untuk menempatkan posisi jabatan lebih sesuai dengan kemampuan pegawai mulai dari eselon 2, 3, hingga eselon 4,” jawab Mang Suadma.
“Apakah ada sosialisasi, dan di mana tempatnya?” tanya Si Otong lagi. “Ah... mungkin saja nanti akan ada sosialisasi. Karena masih banyak pegawai yang belum memahami bagian-bagian dari Manajemen Talenta. Sekarang adalah kesempatan untuk memperkenalkan sistem ini kepada para pegawai agar pada waktunya tidak bingung dan tidak salah paham,” jawab Mang Suadma.
“Benar, rumusnya sudah jelas. Bagi yang belum mengikuti asesmen, diklat, golongan rendah, bahkan hasil penilaian kinerjanya tidak masuk ke dalam kotak tiga, maka bisa masuk ke kotak atau gagal,” ujar Si Otong.
“Tahukah kamu, kamu cerdas. Meski sedikit-sedikit tetap terdengar. Tidak akan terlalu keras cara Mamang. Saya hanya menyampaikan, atau hanya bisa mengikuti hasilnya,” kata Mang Suadma.
“Semoga saja, saya berharap bisa masuk ke dalam kotak tiga, karena jika di luar kotak, angka 9, 8, dan kotak 7 tidak akan bisa mendapatkan mutasi, apalagi dipromosikan. Saya sendiri merasa khawatir jika tidak termasuk dalam kotak tiga,” jawab Si Otong.
“Mamang akan bertanya, apakah kamu sudah mengikuti diklat, golonganmu berapa, hasil penilaian/evaluasi kinerjamu bagaimana, punya pengalaman atau tidak, dan sebagainya. Jika jawaban Mamang lengkap dan memenuhi syarat, pasti kamu akan masuk kotak 9, 8, atau paling bawah kotak 7.
Jika syaratnya belum terpenuhi, waktu akan menentukan. Mamang bisa menebak, model seperti ini akan masuk ke dalam kotak tiga (kotak 9-8-7),” jawab Mang Suadma. “Jika begitu hasilnya, banyak orang yang belum memenuhi syarat harus siap. Saya tidak akan masuk ke dalam tiga kotak. Ke dalam kotak mana saya?” tanya Si Otong.
“Model seperti itu masuk ke dalam kotak. Artinya tidak akan terlalu berpengaruh untuk promosi. Namun, ini merupakan peluang emas bagi pegawai karena adanya penerapan Manajemen Talenta. Karena menempatkan seseorang di jabatan tertentu didasarkan pada hasil evaluasi pasaratan dan penilaian kinerja pegawai. Jika tidak termasuk dalam kotak tiga, maka istilahnya masuk kotak, artinya tereliminasi oleh hasil kinerja sendiri,” kata Mang Suadma.