Inggris Tuan Rumah KTT Pemulihan Gaza, PM Keir Starmer Hadir di Mesir

Konferensi Internasional untuk Pemulihan Gaza

Pada akhir pekan ini, Inggris akan menjadi tuan rumah konferensi internasional yang bertujuan membahas pemulihan Gaza, Palestina. Acara ini dilaksanakan sebagai bagian dari upaya global untuk memastikan perdamaian jangka panjang pasca-perang yang telah menelan ribuan korban jiwa.

Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, akan hadir dalam pertemuan multinasional di Sharm el-Sheikh, Mesir, pada Senin (13/10). Pertemuan ini bertujuan memfinalisasi kesepakatan gencatan senjata di Gaza. Sebanyak 20 pemimpin dunia, termasuk mantan Presiden AS Donald Trump, dijadwalkan menghadiri KTT tersebut.

Starmer menegaskan bahwa tujuan utama dari pertemuan ini adalah memastikan perdamaian yang berkelanjutan setelah dua tahun konflik yang menghancurkan kehidupan warga Gaza. "Ini adalah fase pertama yang krusial untuk mengakhiri perang, dan kini kita harus melanjutkan ke fase kedua, mewujudkan perdamaian sepenuhnya," ujar Starmer dalam pernyataannya.

"Inggris akan mendukung penuh tahap lanjutan pembicaraan agar masyarakat di kedua sisi dapat membangun kembali kehidupan mereka dengan aman," tambahnya.

Dana Bantuan untuk Sektor Air dan Sanitasi

Selain itu, pemerintah Inggris mengumumkan bahwa dana bantuan sebesar GBP 20 juta yang telah dijanjikan sebelumnya akan difokuskan pada sektor air, sanitasi, dan layanan kebersihan di Gaza. Dana tersebut akan disalurkan melalui organisasi seperti Unicef, World Food Programme (WFP), dan Norwegian Refugee Council (NRC).

Konferensi Tiga Hari di West Sussex

Selain menghadiri KTT di Mesir, Inggris juga menggelar konferensi tiga hari di West Sussex mulai Senin sore. Acara yang diorganisasi oleh Wilton Park, lembaga di bawah Kementerian Luar Negeri Inggris, akan dihadiri oleh perwakilan Otoritas Palestina, Arab Saudi, Yordania, Jerman, dan Italia. Selain itu, lembaga keuangan internasional seperti Bank Dunia dan European Bank for Reconstruction and Development (EBRD) juga akan ikut serta dalam acara ini.

Menurut pernyataan Downing Street, diskusi dalam forum ini juga akan mencakup dukungan terhadap program reformasi Otoritas Palestina guna memperkuat kapasitas mereka dalam proses pemulihan Gaza. "Proses ini akan dipimpin oleh Palestina sendiri, dan tidak akan melibatkan Hamas dalam bentuk apa pun," bunyi pernyataan tersebut.

Pandangan Menteri Luar Negeri Inggris

Menteri Luar Negeri Inggris, Yvette Cooper, menyatakan bahwa momentum diplomatik yang mengarah pada inisiatif perdamaian Presiden Trump dan gencatan senjata di Gaza harus dimanfaatkan untuk membangun masa depan yang lebih baik. "Gaza telah benar-benar hancur. Gencatan senjata memberi kesempatan bagi dunia untuk mempercepat bantuan kemanusiaan, memperbaiki infrastruktur, memulihkan layanan kesehatan, dan membangun kembali rumah-rumah warga," ujarnya.

Kritik dari Dalam Negeri

Namun, langkah pemerintah Inggris tidak lepas dari kritik. Menteri Bayangan Luar Negeri dari oposisi, Priti Patel, menyebut bahwa Inggris "tidak memiliki peran apa pun" dalam tercapainya gencatan senjata tersebut. "Saya pikir cukup luar biasa bahwa Keir Starmer justru pergi ke Mesir sementara banyak persoalan dalam negeri yang perlu segera ia tangani," kata Patel.

Meski demikian, Sekretaris Pendidikan Bridget Phillipson menegaskan posisi pemerintah tetap jelas: mendukung solusi dua negara, Palestina yang layak berdampingan dengan Israel yang aman dan stabil. "Itulah alasan mengapa Perdana Menteri akan berangkat ke Mesir untuk memastikan Inggris turut berkontribusi pada perdamaian di kawasan," katanya kepada BBC.

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form