
Kehadiran Akhmad Sururi dalam Pertemuan Rutin Muslimat NU dan Fatayat NU Wanasari
Akhmad Sururi, Sekretaris MWC NU Wanasari Brebes, merasa senang bisa hadir dalam kegiatan PAC Muslimat NU Wanasari di Kabupaten Brebes. Kehadirannya dalam acara tersebut merupakan kesempatan yang sangat berharga baginya.
Sudah sekitar satu tahun lalu, saat bertemu dengan Hj Tuti Umayah, Ketua PAC Muslimat NU Wanasari di Semarang, ia mendengarkan harapan dari beliau agar dirinya dapat hadir dalam pertemuan rutin Muslimat NU dan Fatayat NU Wanasari. Hari ini, akhirnya kesempatan itu terwujud. Sururi mengatakan bahwa ia ditelepon oleh Ketua Tanfidziah MWC NU Wanasari sebelum acara dimulai, untuk mewakili beliau karena tidak dapat hadir secara langsung.
"Alhamdulillah, hari ini saya berkesempatan untuk hadir setelah tadi pagi Ketua Tanfidziah MWC NU Wanasari menelpon saya untuk mewakili Beliau karena berhalangan hadir," ujar Akhmad Sururi dalam sambutannya sebagai Pengurus MWC NU Wanasari, pada Ahad 12 Oktober 2025 di masjid Jami Sabilih Huda Desa Pesantunan, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes.
Kebahagiaan Sururi semakin lengkap karena ia bisa mendengarkan langsung program unggulan Muslimat NU yang menjadi mandatori Kongres Muslimat NU di Surabaya. Program tersebut antara lain:
-
Mustika Darling (Muslimat Cantik Sadar Lingkungan)
Program ini mengajak para anggota Muslimat NU untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar mereka. -
Mustika Mesem (Muslimat Cantik Mengentaskan Kemiskinan Ekstrem)
Program ini fokus pada upaya mengurangi tingkat kemiskinan ekstrem di tengah masyarakat. -
Mustika Segar (Muslimat Cantik Sehat dan Bugar)
Program ini menekankan pentingnya kesehatan dan kebugaran bagi para anggota Muslimat NU.
Ketiga program tersebut disampaikan langsung oleh Ketua PAC Muslimat NU Wanasari. Menurut Akhmad Sururi, ketiganya menjadi bagian dari pesan agama Islam. Dalam surat Al Ma'un, kita diajarkan untuk tidak membiarkan orang-orang miskin kelaparan. Oleh karena itu, kehadiran Muslimat NU melalui program Mesem bukan hanya sebagai pesan agama, tetapi juga sebagai bentuk ikhtiar untuk membantu pemerintah dalam mengatasi kemiskinan ekstrem, khususnya di Kecamatan Wanasari.
Brebes, sebagai kabupaten yang memiliki angka kemiskinan ekstrem tertinggi, membutuhkan perhatian serius dari semua pihak. Dengan adanya program-program seperti Mustika Mesem, diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat yang sedang menghadapi tantangan ekonomi.
Program-program yang disampaikan dalam pertemuan tersebut menunjukkan komitmen Muslimat NU dalam menjalankan misi sosial dan keagamaan. Hal ini menjadi contoh bagaimana organisasi keagamaan dapat berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih sejahtera.
Dengan kolaborasi antara organisasi keagamaan, pemerintah, dan masyarakat, diharapkan kemiskinan ekstrem dapat diminimalisir dan keadilan sosial dapat tercapai.