Dini Fitria: Kepala Sekolah Tegas Diduga Pukul Siswa yang Merokok

Profil Dini Fitria, Kepala Sekolah yang Dianggap Tegas dan Berkomitmen

Dini Fitria adalah seorang pendidik yang lahir pada 8 Agustus 1980. Ia menjabat sebagai Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga, Lebak, Banten. Sejak diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada 20 Februari 2005, ia telah mengabdikan dirinya selama dua dekade dalam dunia pendidikan. Karakternya dikenal tegas dan memiliki komitmen tinggi terhadap pembentukan karakter siswa.

Namun, kini ia tengah menjadi sorotan publik akibat insiden yang terjadi di sekolahnya. Insiden ini mencuat setelah kejadian penamparan terhadap seorang siswa, ILP, saat kegiatan Jumat Bersih berlangsung pada Jumat, 10 Oktober 2025.

Kronologi Insiden Penamparan Siswa

Menurut keterangan Dini Fitria, ia memergoki ILP sedang merokok di lingkungan sekolah. Ia memanggil siswa tersebut dari jarak sekitar 20-30 meter dengan suara agak keras. Namun, ILP justru melarikan diri. Dini kemudian menegur ILP secara langsung dan mengaku sempat menampar pelan karena kecewa atas sikap tidak jujur sang siswa.

"Kecewa bukan karena dia merokok, tapi karena tidak jujur. Saya spontan menegur dengan keras, bahkan sempat menampar pelan karena menahan emosi. Tapi saya tegaskan, tidak ada pemukulan keras," ujar Dini dalam video yang diterima TribunBanten.com.

Ia juga membantah tudingan bahwa ia menendang ILP. Menurutnya, ia hanya menepuk punggung siswa tersebut secara spontan.

Respons Orangtua dan Aksi Mogok Siswa

Insiden ini memicu reaksi keras dari orangtua siswa, Tri Indah Alesti, yang melaporkan Kepsek Dini Fitria ke polisi dan meminta agar ia diberhentikan dari jabatannya. Tri menyatakan bahwa anaknya mengalami trauma dan takut untuk kembali ke sekolah.

Sebagai bentuk protes, sebanyak 630 siswa SMAN 1 Cimarga melakukan aksi mogok sekolah pada Senin, 13 Oktober 2025. Spanduk bertuliskan "Kami tidak akan sekolah sebelum kepsek dilengserkan" sempat terpampang di lingkungan sekolah sebelum akhirnya dicopot.

Meski siswa mogok, para guru tetap menjalankan aktivitas belajar mengajar. Terkait aksi mogok tersebut, Dini Fitria mengaku telah berkoordinasi dengan Wakil Kepala Sekolah untuk menjaga kondusivitas kegiatan belajar mengajar melalui grup WhatsApp. Ia juga menyebut bahwa aksi mogok diduga ditunggangi oleh pihak luar.

Penyelidikan Polisi

Terpisah, Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Lebak, Ipda Limbong, membenarkan adanya laporan terkait dugaan kekerasan fisik terhadap siswa ILP (17). Kasus ini masih dalam tahap penyelidikan oleh pihak kepolisian.

Terkait laporan ini, Dini Fitria berharap peristiwa ini menjadi pembelajaran bagi semua pihak, terutama dalam menjaga komunikasi antara guru, siswa, dan orangtua. Ia menegaskan bahwa tujuan utama sekolah adalah membentuk karakter siswa, bukan merusak.

"Kami di sekolah berupaya membentuk karakter anak, bukan merusak. Kalau ada kekeliruan dalam cara saya menegur, tentu akan saya evaluasi," pungkasnya.

Komitmen terhadap Pembentukan Karakter Siswa

Sosok Dini Fitria kini menjadi sorotan publik, bukan hanya karena insiden yang terjadi, tetapi juga karena keteguhannya dalam menjalankan tugas sebagai pendidik untuk membentuk karakter siswa. Di tengah kontroversi, ia tetap menunjukkan komitmen terhadap pembentukan karakter siswa dan berharap semua pihak dapat mengambil hikmah dari kejadian ini.

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form