
Fenomena Langit Terang Pukul 5 Pagi, Apa Penyebabnya?
Belakangan ini, banyak warga yang merasa heran karena langit mulai terang pada pukul 5 pagi. Jika sebelumnya suasana masih cukup gelap di waktu tersebut, kini pagi datang lebih cepat dari biasanya. Hal ini membuat banyak orang bertanya-tanya, apakah ada perubahan waktu atau fenomena alam tertentu yang menyebabkan hal ini.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, berikut penjelasan mengenai penyebab kenapa jam 5 pagi sudah terang dan bagaimana penjelasan dari BMKG.
Penyebab Utama Langit Terang di Pagi Hari
Menurut Ketua Tim Kerja Bidang Tanda Waktu BMKG, Himawan Widiyanto, penyebab utama langit terlihat lebih terang di pagi hari adalah karena waktu terbit matahari (sunrise) saat ini memang terjadi lebih awal dibanding sebelumnya.
Di wilayah Yogyakarta, misalnya, matahari mulai terbit sekitar pukul 05.20–05.30 WIB. Artinya, pada pukul 05.00 langit sudah mulai mendapatkan cahaya dari fase fajar atau twilight. Fase ini merupakan kondisi saat sinar matahari mulai menyinari atmosfer sebelum piringan matahari tampak di ufuk timur.
Himawan menjelaskan bahwa pergeseran waktu terang-gelap setiap tahun bukanlah hal aneh. Hal ini terjadi karena Bumi tidak mengelilingi Matahari secara lurus dan tegak, melainkan dengan orbit elips serta kemiringan sumbu sekitar 23,5 derajat. Kombinasi dua faktor ini membuat lama waktu siang dan malam berubah sepanjang tahun, tergantung posisi Bumi dalam orbitnya.
Pengaruh Kemiringan Sumbu Bumi
Perubahan ini juga berdampak terhadap waktu matahari terbit menjadi lebih cepat. Ketika sumbu Bumi miring menghadap ke arah Matahari, wilayah tertentu akan mengalami siang yang lebih panjang. Sebaliknya, saat sumbu Bumi miring menjauhi Matahari, malam akan terasa lebih panjang dan pagi datang lebih lambat.
Selain itu, menurut Himawan, penyebab lain dari jam 5 pagi yang sudah terang berkaitan erat dengan fase tahunan Bumi, yaitu pergerakan dari Equinox menuju titik balik Matahari (Solstice). Equinox merupakan momen saat panjang siang dan malam hampir sama, masing-masing sekitar 12 jam. Sedangkan titik balik matahari adalah posisi ekstrem di mana siang menjadi paling panjang (sekitar Juni) atau malam menjadi paling panjang (sekitar Desember).
Pada Oktober 2025 ini, posisi sumbu Bumi sedang bergerak dari Equinox menuju titik balik matahari Desember. Kondisi inilah yang menyebabkan matahari terbit lebih cepat dari biasanya, sehingga langit tampak lebih terang bahkan sebelum jam 5 pagi.
Peran Faktor Geografis
Faktor geografis juga turut berperan menurut Himawan. Indonesia yang terletak di sekitar garis khatulistiwa memiliki perbedaan waktu siang dan malam yang tidak terlalu ekstrem dibandingkan negara-negara di lintang tinggi. Menurutnya, perubahan waktu terang-gelap di Indonesia cenderung lebih stabil. Namun karena posisi orbit Bumi terus bergeser, masyarakat tetap bisa merasakan perubahan kecil, seperti terangnya pagi yang datang lebih awal atau malam yang sedikit lebih lambat tiba.
Ia juga menegaskan bahwa fenomena ini bukan pertanda perubahan waktu resmi atau anomali iklim, melainkan pergerakan alami Bumi dalam siklus tahunan. Himawan menjelaskan bahwa setiap wilayah di Indonesia bisa mengalami waktu terbit dan terbenam matahari yang berbeda-beda, tergantung letak lintang dan bujur geografisnya. Misalnya, daerah di bagian timur Indonesia seperti Papua akan lebih dulu terang dibanding daerah di bagian barat seperti Sumatra.