Sopir Dump Truk Bitung Minta Mafia Solar Diusut Segera: Jangan Tunda, Perjuangan Kami Tak Sia-Sia

Sopir Dump Truk Bitung Minta Mafia Solar Diusut Segera: Jangan Tunda, Perjuangan Kami Tak Sia-Sia

Penegakan Hukum terhadap Kasus Mafia Solar di Sulawesi Utara

Penegakan hukum terhadap kasus mafia solar yang dilakukan oleh sejumlah Polres di Sulawesi Utara mendapat perhatian dari para sopir dump truk. Mereka menuntut agar polisi segera memproses kasus tersebut secara tegas dan transparan. Para sopir bahkan mengingatkan bahwa tidak boleh ada anggota kepolisian yang "masuk angin" dalam penanganan masalah ini.

"Supaya ada efek jera. Jangan cuma di tangguhkan, kasian perjuangan kami para sopir pasti sia-sia," kata Okto Rompas, salah satu sopir dump truk dari Kota Bitung, kepada Tribun Manado, Minggu (12/10/2025) malam.

Okto Rompas menyampaikan rasa prihatinnya karena meskipun telah ada atensi dari Gubernur dan Kapolda Sulut untuk memerangi praktik ilegal ini, kasus mafia solar di Kota Bitung belum juga terungkap. Menurutnya, hal ini patut dicurigai karena dugaan kuat masih banyak lokasi dan area yang digunakan sebagai tempat atau gudang penimbunan solar di Bitung.

Menurut Okto, penambahan kuota solar bukanlah solusi utama untuk mengatasi masalah ini. Hal ini disampaikannya setelah rapat dengar pendapat dengan DPRD Sulut pasca aksi unjuk rasa.

Ia menjelaskan bahwa di Kota Bitung terdapat 6 SPBU yang melayani pengisian BBM solar subsidi. Sementara itu, jumlah kendaraan dump truk yang beroperasi mencapai sekitar 100 unit. Dengan asumsi sekali pengisian 80 liter, maka total kebutuhan harian mencapai 8.000 KL.

"Memang saat ini kondisi sudah lancar-lancar. Tapi mana tah sehari dua hari kedepan, akan terjadi antrian lagi," ujarnya.

Meski demikian, Okto tetap berterima kasih kepada DPRD Sulut dan Gubernur Yulius Selvanus yang telah merespons aspirasi ratusan sopir dump truk.

Antre Solar Subsidi Hingga 12 Jam

Sebelumnya, ratusan sopir dump truk se-Sulawesi Utara (Sulut) menggelar unjuk rasa di Kantor DPRD Sulut, Kelurahan Kairagi I, Kecamatan Mapanget, Kota Manado, pada Senin (29/9/2025). Dalam aksi tersebut, nampak seorang pria usia lanjut bernama Jonathan, yang dipanggil "Opa" oleh rekan sejawatnya, ikut menyampaikan keluhan harus berjam-jam mengantri di SPBU.

Menggunakan topi merah dan kaos berkerah, Jonathan mengungkapkan keluhannya saat juru bicara demo, William Luntungan, mengangkat masalah antrean panjang solar. "Saya antri di SPBU Kairagi dari jam 6 pagi. Nanti menunggu enam baru dapat," keluh Jonathan, warga Desa Watutumou 2, Kecamatan Kalawat, Minut.

Menurutnya, kondisi harus antre lama untuk mengisi BBM solar di mobil dump truknya sudah menjadi "makanan sehari-hari."

Ratusan demonstran datang dengan membawa serta mobil dump truk yang mereka pakai sehari-hari untuk mengangkut material galian C. Massa aksi membawa berbagai tuntutan dalam baliho dan karton putih, salah satunya berbunyi, 'Bapak Presiden Prabowo Subianto Tolong Lia Akang Ngana pe Kampung Halaman. Solar so Jadi Barang Langka'. Tuntutan lain juga menyentil penegak hukum, 'Pak Kapolda Sulut Jangsn Tajam ke Atas Tumpul ke Bawah'.

Rincian Kuota Solar Subsidi di Bitung

Berdasarkan penelusuran, kuota BBM Solar subsidi di SPBU yang ada di Kota Bitung bervariasi. Berikut Rincian Kuota Harian (KL = Kiloliter):

  • SPBU Kadoodan / Bungalow: 24.000 KL
  • SPBU Madidir: 16.000 KL
  • SPBU Wangurer: 8.000 KL
  • SPBU Giper: 8.000 KL
  • SPBU Tangkoko Manembo-Nembo: 16.000 KL

Catatan: Ada satu SPBU di BCL Manembo-Nembo yang tidak melayani BBM Solar Subsidi.


Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form