Mentan Amran Sulaiman Tantang Swasembada Pangan Akhir 2025, DPR Minta Bukan Hanya Janji Politik

Target Swasembada Pangan Indonesia: Harapan dan Tantangan

Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman memiliki target yang ambisius untuk membuat Indonesia swasembada pangan dalam waktu 2–3 bulan ke depan atau pada akhir 2025. Namun, target ini dinilai perlu dibuktikan dengan realisasi nyata, bukan hanya sekadar janji politik. Anggota Komisi IV DPR RI, Daniel Johan, menegaskan bahwa keberhasilan sektor pertanian tidak bisa hanya diukur dari angka produksi semata.

Daniel menyatakan bahwa swasembada pangan adalah cita-cita nasional, tetapi harus benar-benar terwujud, bukan hanya sekadar janji-janji atau angka politik. Ia menyoroti bahwa target swasembada tidak hanya berupa ketersediaan dan produksi beras yang telah mencapai 33,1 juta ton. Masih ada banyak masalah mendasar yang dihadapi petani, terutama tingginya biaya produksi akibat harga pupuk, benih unggul, dan solar subsidi yang tidak merata.

Biaya Produksi yang Mengancam Daya Saing Petani

Banyak daerah pertanian masih kesulitan mendapatkan pupuk subsidi tepat waktu, sementara harga eceran pupuk nonsubsidi naik signifikan. Daniel mengungkapkan bahwa biaya produksi yang tidak efisien menjadi isu penting yang perlu diatasi karena dapat menggerus daya saing produksi petani.

Ia menekankan bahwa swasembada tidak akan berarti jika petani tetap hidup dalam ketidakpastian dan margin keuntungan yang tipis. Masih ada ketergantungan sektor pertanian terhadap impor bahan baku seperti pupuk, pestisida, dan alat pertanian. Untuk itu, pemerintah harus menyiapkan strategi substitusi impor dan memperkuat industri hulu pertanian dalam negeri agar ketahanan pangan benar-benar mandiri.

Adaptasi Iklim sebagai Kunci Sukses Swasembada

Selain itu, Daniel menekankan pentingnya antisipasi terhadap dampak perubahan iklim. Ia menilai data curah hujan ekstrem dan pola musim yang tidak menentu harus menjadi perhatian serius pemerintah. Dalam hal ini, pembangunan embung, irigasi presisi, serta varietas benih tahan kekeringan dan banjir menjadi langkah penting untuk mendukung swasembada pangan.

Perubahan Target Mentan Amran Sulaiman

Sebelumnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyampaikan komitmen untuk mengejar target Presiden Prabowo Subianto mewujudkan swasembada pangan dalam 2–3 bulan ke depan. Hal ini disampaikan Amran dalam konferensi pers di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (9/10).

Amran menyebut bahwa total produksi beras Indonesia tahun ini telah mencapai 33,1 juta ton dan ditargetkan naik menjadi 34 juta ton pada akhir tahun. Ia menjelaskan bahwa setelah dilantik menjadi Menteri Pertanian, target swasembada pangan awalnya diatur dalam empat tahun. Setelah 21 hari, target tersebut berubah menjadi tiga tahun. Kemudian setelah 45 hari, target berubah lagi dari tiga tahun menjadi satu tahun.

"Alhamdulillah, mudah-mudahan tidak ada aral melintang. Dalam dua atau tiga bulan ke depan insyaallah Indonesia tidak impor lagi. Asalkan tidak terjadi iklim ekstrem, kita akan swasembada," tegas Amran.

Tantangan yang Masih Ada

Meskipun ada harapan besar, tantangan tetap ada. Biaya produksi yang tinggi, ketergantungan pada impor, dan ancaman perubahan iklim menjadi faktor utama yang perlu diperhatikan. Dengan kerja sama antara pemerintah dan petani, serta peningkatan infrastruktur pertanian, harapan swasembada pangan bisa menjadi kenyataan.

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form