Dua Perempuan Hebat Indonesia Masuk 100 Wanita Paling Berpengaruh di Asia 2025


Factory Tech,
JAKARTA - Majalah Fortune baru saja merilis daftar terbaru 100 Wanita Paling Berpengaruh di Asia 2025. Daftar ini menegaskan pentingnya peran wanita dalam berbagai industri besar di Asia. Mereka yang masuk dalam daftar dipilih karena dampaknya yang jelas, strategi yang luas, serta kemampuan untuk membentuk masa depan. Daftar ini mencakup para pendiri, CEO, dan pemimpin C-suite lainnya yang pengaruhnya melintasi batas dan industri.

Lebih dari sepertiga finalis MPW Asia adalah para pemimpin dalam perusahaan Global 500, China 500, dan Asia Tenggara 500. Pemeringkatan ini juga mencakup 14 pasar di Asia Tenggara, China Raya, India, Jepang, Korea Selatan, dan Australia. Dari Indonesia, dua orang muncul dalam daftar ini, bersanding dengan para wanita hebat dari berbagai penjuru Asia seperti Tan Su Shan, Melanie Perkins, Pansy Ho, dan lainnya.

Dua Srikandi Indonesia di Daftar 100 Wanita Paling Berpengaruh di Asia 2025

1. Maya Watono (Peringkat 75)

Maya Watono berada di peringkat ke 75 dalam daftar ini. Pada tahun 2022, dia ditugaskan oleh pemerintah Indonesia untuk memimpin Aviasi Pariwisata Indonesia (Injourney), yang saat itu merupakan perusahaan penerbangan dan pariwisata milik negara yang baru merger, di era pascapandemi.

Pada tahun 2024, Maya ditunjuk menjadi CEO dan menjadikannya CEO perempuan termuda di BUMN Indonesia. Di bawah kepemimpinannya, InJourney melaporkan peningkatan laba bersih hampir 120% dari tahun ke tahun.

Sebelum bergabung dengan Injourney, Maya lulusan University of Western Australia memulai bisnisnya dengan DwiSapta, membuka agensi iklan MainAd pada 2006. Pada 2019, Maya ditunjuk menjadi CEO perempuan pertama dan termuda yang memimpin Dentsu Indonesia.

2. Sandra Sunanto (Peringkat 91)

Sandra Sunanto merupakan pemimpin perusahaan perhiasan Indonesia Hartadinata Abadi sebagai CEO dan presiden direktur sejak 2017. Dia meraih gelar Sarjana Manajemen dari Universitas Katolik Parahyangan pada tahun 1996 dan gelar Magister Manajemen dari Institut Teknologi Bandung pada tahun 1999. Sandra kemudian meraih gelar Doktor Manajemen dari Universitas Erasmus Rotterdam, Belanda, pada tahun 2013.

Kariernya dimulai sebagai Dosen di Universitas Katolik Parahyangan dari tahun 1997 hingga 2018. Dia menjabat sebagai Wakil Dekan Bidang Kepegawaian dan Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Parahyangan dari tahun 2003 hingga 2006.

Selain sebagai akademisi, Sandra juga berkarier sebagai Trainer Riset Pasar dan Manajemen Ritel dari tahun 2011 hingga 2016. Dia pernah menjabat sebagai Konsultan Pengembangan Bisnis di PT Kurnia Asta Surya dari tahun 2014 hingga 2015 dan di YOGYA GROUP dari tahun 2012 hingga 2016.

Sandra juga sempat menjabat sebagai anggota Komite Audit di PT Indomobil Multi Jasa Tbk. dari tahun 2013 hingga 2017, dan pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Hartadinata Abadi Tbk. sejak Maret 2017 hingga sekarang.

Di bawah kepemimpinannya, Hartadinata Abadi melaporkan pendapatan sebesar US$1,2 miliar tahun lalu, yang menempatkan perusahaan tersebut di peringkat ke-244 dalam daftar 500 perusahaan Asia Tenggara.

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form