Pertamina Geothermal (PGEO) Targetkan Produksi EBT Naik 1 GW Sebelum 2027

Factorytech.my.id , JAKARTA – Emiten panas bumi, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) tengah mengejar target produksi listrik sebesar 1 giga watt pada 2027—2028.

Kepala Eksekutif PT Pertamina Geothermal Energy Julfi Hadi mengatakan bahwa langkah tersebut diambil sebagai kontribusi dalam mendukung perubahan campuran energi nasional melalui peningkatan produksi Pembangkit Listrik Berbasis Energi Baru dan Terbarukan (EBT).

"PGE yakin bisa menaikkan kemampuan produksi sendiri hingga 1GW dalam dua tahun mendatang, serta mencapai 1,7GW di tahun 2033," ujarnya dalam pernyataan resmi, Selasa (3/6/2025).

Saat ini, perusahaan berkode saham merah tersebut sedang menanganinya dengan kapasitas yang sudah dipasang sebanyak 1.887. mega watt (MW) mencakup 672 MW yang dioperasikan secara independen dan 1.205 MW yang dikendalikan bersama dengan mitra perusahaan tersebut.

Selain itu, PGEO juga tengah mengejar target rampung proyek Balai Lumut 2 yang diproyeksikan bakal menambah 55 MW kapasitas terpasang. Julfi menerangkan, proyek itu ditargetkan rampung pada pertengahan tahun.

"Proyek ini bertujuan untuk memperkokoh portofolio energi terbarukan perusahaan serta menunjukkan sikap positif dari PGE dalam meningkatkan aktivitas operasi dan performa finansial mereka di seluruh tahun 2025," jelasnya.

Sehubungan dengan tahun 2024, PGEO melaporkan pertambahan produksi di beberapa area operasional perusahaan mereka. Di Kamojang, terdapat kenaikan produksi sebesar 5,36% secara year-on-year (YoY), sementara itu di Lahendong ada kenaikan sekitar 0,40% YoY, serta di Lumut Balai meningkat menjadi 2,72% YoY.

Secara total, pembangkitan tenaga listrik oleh PLTP mencapai kenaikan sebesar 1,96% atau setara dengan 4.827,22 GWh di tahun 2024.

Pada saat yang sama, dalam laporan keuangannya, perusahaan melaporkan laba bersih senilai US$160,49 juta atau kira-kira Rp2,67 triliun (dengan asumsi nilai tukar Rp16.666 per dolar AS). Laba bersih tersebut mengalami penurunan sebesar 1,89% dibandingkan dengan laba tahun 2023 yang tercatat sebanyak US$163,59 juta atau setara dengan Rp2,72 triliun.

PGEO mencatatkan pendapatan senilai US$407,12 juta, meningkat 0,20% jika dibandingkan dengan total pendapatan pada tahun 2023 yang berada di angka US$406,28 juta. Pendapatan tersebut didapat dari hasil penjualan uap dan tenaga listrik selama satu tahun terakhir yaitu sekitar US$390,53 juta.

Penghasilan tersebut datang dari deal dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) yang bernilai US$240,51 juta serta PT PLN Indonesia Power sejumlah US$150,01 juta.

Selebihnya, sumber pendapatan tambahan PGEO datang dariصند production allowances pihak ketiga senilai US$16,58 juta.

"Namun begitu, perusahaan masih mempertahankan keuntungan yang stabil, aliran kas operasional yang sehat dan pengendalian biaya dengan konsistensi," ujarnya.

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form