Mengerikan! Mengapa Scroll Media Sosial Merusak Mental dan Energi Tanpa Disadari

Apa Itu Doomscrolling?

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak dari kita pernah mengalami situasi di mana kita membuka ponsel hanya untuk "cek sebentar", namun akhirnya terjebak dalam scrolling media sosial selama berjam-jam. Setelah itu, kita mungkin merasa kepala berat, pikiran lelah, dan hati tidak tenang. Inilah yang disebut dengan doomscrolling, yaitu kebiasaan menggulir atau mengonsumsi konten media sosial secara berlebihan tanpa henti. Fenomena ini bukan sekadar kebiasaan biasa, tetapi bisa memengaruhi energi mental dan emosional kita.

Menurut penjelasan dalam video psikologi populer, doomscrolling telah menjadi kebiasaan harian bagi banyak orang, terutama Generasi Z, Milenial, dan Gen Alpha. Padahal, dampaknya jauh lebih buruk dari yang kita kira. Lalu, apa yang terjadi pada otak, tubuh, dan emosi kita saat doomscrolling menjadi rutinitas sehari-hari? Berikut penjelasannya:

Dampak Buruk Doomscrolling

1. Menyebabkan Kelelahan Emosional

Bahaya utama dari doomscrolling bukan hanya dari isi konten, melainkan efek kelelahan emosional yang pasif. Video demi video membuat otak kita terus menyesuaikan diri dengan perubahan emosi yang ekstrem, seperti tertawa, sedih, iri, takut, dan bahagia. Ketika hal ini menjadi rutinitas, keseimbangan emosional mulai terganggu. Kebahagiaan terasa datar, hal-hal kecil terasa berat, dan kesedihan bertahan lebih lama dari seharusnya.

Otak yang terbiasa dengan stimulasi konstan juga membuat ketenangan terasa membosankan. Hening menjadi tidak nyaman, dan kita mulai kehilangan kemampuan untuk benar-benar beristirahat secara emosional.

2. Otak Mulai Lelah dan Sulit Fokus

Pernahkah kamu membuka aplikasi lalu lupa untuk apa? Atau merasa tidak ingat apa yang baru saja kamu tonton? Itu adalah tanda kelelahan kognitif. Paparan konten emosional yang intens secara terus-menerus bisa menyebabkan kelebihan beban kognitif. Dampaknya, otak kesulitan memfilter informasi penting, fokus menurun, daya ingat memburuk, dan kecemasan meningkat.

Jika hal ini berlangsung lama, kemampuan berpikir kritis ikut menurun. Kita makin sulit membedakan mana informasi yang benar-benar penting, dan semakin terjebak dalam scrolling tanpa akhir.

3. Tubuh Ikut Terpengaruh

Meskipun doomscrolling tampak seperti aktivitas pasif, tubuh kita bereaksi seolah sedang menghadapi ancaman nyata. Paparan berita negatif, drama, atau konflik online terus-menerus membuat sistem saraf kita aktif dalam mode “fight-or-flight”. Penelitian di PLOS ONE menemukan bahwa stres digital yang terjadi berulang kali bisa memicu gangguan tidur, sakit kepala, masalah pencernaan, dan penurunan imunitas tubuh.

Akibatnya, meski kita tidak bergerak seharian, tubuh tetap kelelahan. Kita bisa merasa capek sepanjang waktu, lebih sering sakit, atau bangun tidur tanpa rasa segar sama sekali.

4. Produktivitas dan Kreativitas Turun Drastis

Berapa kali kamu berpikir tidak apa-apa “scroll sebentar aja” tapi akhirnya 30 menit hilang begitu saja? Kebiasaan kecil ini bisa berdampak besar dalam jangka panjang. Penelitian tahun 2024 menemukan bahwa orang yang sering doomscroll di tempat kerja cenderung memiliki motivasi dan kepuasan kerja yang lebih rendah, serta mengalami kelelahan mental lebih tinggi.

Selain itu, doomscrolling menghapus momen hening yang dibutuhkan otak untuk berimajinasi dan berkreasi. Tanpa ruang kosong dalam pikiran, kita kehilangan kesempatan untuk menemukan ide baru atau merenung dengan tenang.

5. Pandangan Hidup Jadi Lebih Gelap

Dampak paling berbahaya dari doomscrolling adalah perubahan cara pandang terhadap dunia. Paparan konten negatif yang terus-menerus membuat otak terbiasa dengan pesimisme. Studi di Computers in Human Behavior Reports menemukan bahwa terlalu sering melihat konten negatif bisa meningkatkan kecemasan eksistensial dan membuat pandangan hidup lebih suram.

Kita mulai merasa dunia selalu buruk, kehilangan harapan, dan sulit percaya bahwa hal baik bisa terjadi. Tanpa sadar, doomscrolling membuat kita semakin sinis dan terputus dari rasa optimis terhadap masa depan.

Bagaimana Cara Menghentikan Doomscrolling?

Kabar baiknya, doomscrolling sangat bisa dihindari dengan melakukan beberapa langkah kecil ini:

  • Atur timer 10 menit setiap kali kamu mulai scroll.
  • Mute atau unfollow akun yang membuatmu cemas atau merasa tidak cukup dengan diri sendiri.
  • Isi feed-mu dengan akun yang memberi semangat, inspirasi, atau edukasi positif.
  • Coba lakukan aktivitas tanpa layar seperti membaca buku, memasak, menggambar, atau bermain puzzle.

Kuncinya adalah menemukan kembali keseimbangan antara koneksi digital dan kedamaian mental. Di era digital seperti sekarang, sulit untuk sepenuhnya lepas dari media sosial. Tapi kamu tetap punya pilihan: apakah ingin terus tenggelam dalam arus konten yang tak pernah berhenti, atau mulai menciptakan ruang bagi pikiran dan hati untuk tenang.

Ingat, otakmu butuh istirahat, dan emosimu butuh ruang. Dunia maya mungkin seru, tapi ketenanganmu jauh lebih berharga.

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form