Lima Kecamatan Penghasil Lengkuas Terbesar di Bogor, Jonggol Berada di Posisi Berapa?


Lengkuas, salah satu tanaman rempah yang sangat populer di Indonesia, tidak hanya dikenal karena aromanya yang khas tetapi juga manfaatnya bagi kesehatan. Air rebusan lengkuas dipercaya mampu meningkatkan daya tahan tubuh dan membantu mengatasi berbagai gangguan pencernaan. Hal ini membuat permintaan terhadap rempah ini terus meningkat setiap tahunnya.

Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menjadi salah satu daerah dengan produksi lengkuas tertinggi di Indonesia. Wilayah ini memiliki tanah yang subur serta iklim yang ideal untuk pertumbuhan tanaman biofarmaka, termasuk lengkuas. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, produksi lengkuas di Kabupaten Bogor pada 2022 mencapai lebih dari 9,5 juta kilogram, namun turun menjadi 6,45 juta kilogram pada 2023.

Dari total 40 kecamatan di Kabupaten Bogor, enam wilayah menjadi penghasil lengkuas terbesar. Produksinya bahkan mencapai jutaan kilogram per tahun. Berikut adalah daftar lengkapnya:

  1. Kecamatan Cileungsi
    Kecamatan Cileungsi menempati posisi pertama sebagai penghasil lengkuas terbesar di Kabupaten Bogor. Pada tahun 2022, produksinya mencapai 4.818.800 kilogram, dan meski sedikit menurun di 2023, hasilnya tetap tinggi yaitu 4.506.000 kilogram.

Kawasan ini dikenal dengan tanahnya yang subur dan aktivitas pertanian yang intensif. Selain lengkuas, masyarakat Cileungsi juga menanam berbagai jenis rempah lain seperti jahe, kunyit, dan kencur.

Tingginya produksi lengkuas di Cileungsi tak lepas dari dukungan petani lokal serta peran pemerintah daerah yang aktif mengembangkan pertanian biofarmaka.

  1. Kecamatan Sukamakmur
    Kecamatan Sukamakmur menempati posisi kedua dengan produksi lengkuas sebesar 216.500 kilogram pada 2022, meningkat pesat menjadi 889.500 kilogram pada 2023. Lonjakan ini menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam budidaya rempah-rempah di wilayah tersebut.

Sukamakmur dikenal memiliki udara sejuk dan lahan pertanian luas yang cocok untuk tanaman rimpang seperti lengkuas. Selain itu, petani di daerah ini mulai menerapkan teknik pertanian organik yang menjaga kualitas hasil panen.

Dengan dukungan iklim pegunungan yang stabil, Sukamakmur berpotensi terus menjadi salah satu sentra produksi biofarmaka penting di Kabupaten Bogor.

  1. Kecamatan Tenjo
    Kecamatan Tenjo menempati urutan ketiga dengan hasil yang sangat mencolok. Pada tahun 2022, produksinya mencapai 3.858.000 kilogram, namun turun drastis menjadi 420.000 kilogram pada 2023.

Penurunan ini diduga karena perubahan pola tanam dan alih fungsi lahan pertanian. Meski begitu, Tenjo masih dikenal sebagai wilayah dengan pengalaman panjang dalam budidaya lengkuas skala besar.

Dengan perbaikan sistem irigasi dan pelatihan petani, produksi lengkuas di Tenjo diperkirakan dapat meningkat kembali pada tahun-tahun mendatang.

  1. Kecamatan Jonggol
    Di urutan keempat ada Kecamatan Jonggol dengan peningkatan produksi yang signifikan. Dari hanya 60.000 kilogram pada 2022, hasil panennya melonjak menjadi 347.500 kilogram pada 2023.

Kecamatan Jonggol memiliki kombinasi lahan dataran dan perbukitan yang ideal untuk menanam berbagai tanaman rempah. Selain lengkuas, daerah ini juga aktif mengembangkan jahe merah dan serai wangi.

Perkembangan produksi ini menunjukkan antusiasme tinggi para petani Jonggol terhadap potensi ekonomi dari tanaman biofarmaka.

  1. Kecamatan Gunungputri
    Kecamatan Gunungputri menempati posisi kelima dengan produksi 182.000 kilogram pada 2022 dan 53.000 kilogram pada 2023. Walau menurun, wilayah ini masih menjadi salah satu penghasil penting di Kabupaten Bogor.

Sebagian lahan pertanian di Gunungputri kini banyak beralih fungsi menjadi kawasan industri dan permukiman. Namun, masih ada kelompok tani yang bertahan menanam lengkuas secara organik di area tersisa.

Dukungan terhadap petani lokal sangat dibutuhkan agar potensi pertanian di wilayah ini tidak hilang sepenuhnya.

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form