Psikolog: Jangan Curhat Masalah Pribadi ke AI

Psikolog: Jangan Curhat Masalah Pribadi ke AI

Peringatan dari Ahli Psikologi terhadap Penggunaan AI dalam Konsultasi Emosional

Seorang ahli psikologi ternama, Prof. Dr. Rose Mini Agoes Salim M.Psi., yang dikenal dengan panggilan Romi, memberikan peringatan kepada masyarakat mengenai penggunaan kecerdasan buatan (AI) untuk berbagi masalah emosional atau kepribadian. Menurutnya, meskipun jawaban yang diberikan oleh AI mungkin benar, tidak selalu cocok dengan situasi individu yang sedang menghadapi masalah tertentu.

“Jawaban yang diberikan oleh AI bisa menjadi standar antara satu orang dengan orang lain karena berbasis data yang sama. Namun, jika masalahnya berkaitan dengan perasaan atau kepribadian, sebaiknya jangan selalu bergantung pada AI,” ujarnya saat dihubungi.

Menurut Romi, AI memang mampu mengumpulkan data dan memberikan jawaban atas pertanyaan kita. Namun, ketika masalahnya bersifat spesifik dan tidak dapat dijelaskan melalui data saja, hasil dari AI cenderung tidak tepat karena tidak mempertimbangkan kondisi atau situasi nyata seseorang.

“Bagaimana seseorang merespons masalah, bagaimana mereka beradaptasi, dan bagaimana mencari solusi dari masalah tersebut—hal-hal ini sangat penting. Jika konsultasi dilakukan kepada manusia, maka akan ada pertimbangan-pertimbangan tambahan yang tidak hanya berdasarkan data,” jelas Romi.

Ia juga menyoroti bahwa orang sering merasa lebih aman berbicara dengan AI karena merasa bahwa AI bukanlah manusia. Tidak ada rasa takut dihakimi atau rahasia disebarkan, karena dianggap sebagai mesin. Namun, ia menegaskan bahwa hal ini tidak berarti AI bisa menjadi pengganti psikolog.

Romi menyarankan agar seseorang yang merasa tidak memiliki teman dekat jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog. Hal ini tidak berarti bahwa dirinya memiliki gangguan jiwa, tetapi justru merupakan langkah bijak untuk memperoleh bantuan yang tepat.

Meski berbicara dengan teman dekat terasa lebih nyaman, Romi menekankan bahwa terkadang saran yang diberikan oleh teman bisa tidak objektif. Ini dikarenakan saran tersebut sering kali didasarkan pada pendirian pribadi, bukan analisis yang mendalam.

Sebaliknya, seorang profesional seperti psikolog akan memberikan informasi dan saran yang lebih objektif. “Ada baiknya memberikan kesempatan bagi seseorang yang ingin berkonsultasi untuk mengevaluasi apakah mereka benar-benar tidak butuh orang untuk curhat, atau hanya membutuhkan AI,” ujarnya.

Lebih lanjut, Romi menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Oleh karena itu, interaksi dengan sesama manusia sangat penting. Meskipun seseorang merasa nyaman berbicara dengan AI, ia tetap harus memahami bahwa AI bukanlah manusia.

“Jika seseorang mencari informasi tentang hal-hal kecil, misalnya ‘mengapa saya merasa cemas’, mungkin masih bisa dilakukan. Namun, jika masalahnya sudah mendalam, sebaiknya jangan lagi menggunakan AI,” jelas Romi.

Kelebihan dan Keterbatasan AI dalam Konsultasi Psikologis

  • Kelebihan AI:
  • Mampu mengumpulkan data dan memberikan jawaban cepat.
  • Bisa digunakan untuk menjawab pertanyaan umum atau sederhana.
  • Tidak menilai atau menghakimi pengguna.

  • Keterbatasan AI:

  • Tidak mampu memahami situasi yang kompleks atau spesifik.
  • Tidak bisa menyesuaikan jawaban berdasarkan kondisi emosional pengguna.
  • Tidak memiliki kemampuan untuk memberikan dukungan emosional yang mendalam.

Tips untuk Menggunakan AI dengan Bijak

  • Pertimbangkan jenis masalah yang ingin dibicarakan. Untuk masalah yang sederhana, AI bisa menjadi pilihan.
  • Jika masalah lebih mendalam, sebaiknya konsultasi dengan psikolog atau profesional.
  • Jangan menggantikan interaksi manusia dengan AI, karena manusia memiliki kemampuan untuk memahami dan merespons secara emosional.

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form