Penelitian: Karyawan Sering Bocorkan Rahasia ke ChatGPT

Tren Penggunaan ChatGPT di Lingkungan Kerja yang Membawa Risiko

Sebuah studi terbaru mengungkap fakta mengejutkan tentang cara karyawan menggunakan ChatGPT di lingkungan kerja. Ditemukan bahwa sebanyak 77 persen karyawan yang memanfaatkan chatbot ini pernah menyalin data perusahaan ke dalam ruang percakapan. Dari jumlah tersebut, 22 persen di antaranya termasuk data sensitif seperti identitas pribadi (PII) dan data kartu pembayaran (PCI). Hal ini menunjukkan adanya potensi risiko besar bagi keamanan data perusahaan.

Laporan yang dikeluarkan oleh perusahaan keamanan LayerX berjudul Enterprise AI and SaaS Data Security Report 2025 juga menyoroti tren “shadow IT” atau penggunaan akun pribadi untuk mengakses aplikasi seperti ChatGPT di kantor. Fenomena ini semakin meningkat, dengan sekitar 45 persen karyawan terpantau menggunakan alat AI generatif seperti ChatGPT untuk membantu pekerjaan mereka.

Beberapa hal yang menarik dari laporan ini adalah:

  • Sebanyak 82 persen aktivitas input data sensitif ke AI terjadi melalui akun pribadi yang tidak diawasi perusahaan.
  • Dari total file yang diunggah ke chatbot AI, sekitar 40 persen mengandung data pribadi dan finansial.
  • 39 persen dari data tersebut berasal dari akun non-korporat.

Bahaya Kebocoran Data

Menurut CEO LayerX, Or Eshed, kebocoran data akibat penggunaan AI benar-benar terjadi di dunia nyata. Contohnya adalah insiden pada 2023 ketika seorang karyawan Samsung diduga mengunggah kode internal perusahaan ke ChatGPT. Akibatnya, Samsung sempat melarang karyawannya menggunakan ChatGPT sementara waktu.

Eshed menyatakan bahwa risiko kebocoran data bisa sangat nyata, terutama jika banyak karyawan terus memasukkan data internal ke AI. Selain itu, dampak lain yang mungkin terjadi adalah masalah geopolitik, regulasi, dan kepatuhan.

ChatGPT Jadi Favorit Karyawan

Studi LayerX juga menemukan bahwa ChatGPT menjadi alat AI generatif yang paling banyak digunakan karyawan. Dari 10 karyawan, 9 di antaranya mengaku menggunakan ChatGPT dibandingkan AI lainnya. Beberapa alat AI lain seperti Google Gemini hanya digunakan sekitar 15 persen, Claude sebesar 5 persen, dan Microsoft Copilot sekitar 2-3 persen.

Selain itu, penetrasi ChatGPT di kalangan perusahaan mencapai 43 persen. Angka ini hampir mendekati popularitas Zoom yang memiliki penetrasi 75 persen, serta layanan Google Services sebesar 65 persen. Jumlah ini juga melampaui Slack (22 persen), Salesforce (18 persen), dan Atlassian (15 persen).

Solusi untuk Memperketat Keamanan Data

Dengan masifnya tren penggunaan ChatGPT di lingkungan kerja, para ahli keamanan menyarankan agar perusahaan lebih memperketat sistem keamanan data mereka. Salah satu solusi yang disarankan adalah menerapkan Single Sign-On (SSO) di seluruh aplikasi terkait. Dengan menggunakan SSO, perusahaan akan lebih mudah memantau arus data dan meningkatkan visibilitas bisnis mereka.

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form