Apa Itu Silent Treatment dan Mengapa Tidak Sehat dalam Hubungan
Silent treatment adalah bentuk komunikasi yang tidak sehat dalam hubungan, terutama dengan pasangan. Secara sederhana, silent treatment merujuk pada tindakan diam atau mengabaikan orang lain, baik secara verbal maupun non-verbal. Ini bisa berupa tidak menjawab pesan, menghindari percakapan, atau bahkan tidak merespons ketika seseorang sedang berbicara.
Menurut terapis hubungan Ken Page, LCSW, silent treatment bisa mencakup berbagai tingkat dari kurangnya kontak hingga perilaku yang lebih halus seperti mengabaikan tawaran untuk memberikan perhatian. Bahkan, ghosting—yang merupakan tindakan menghilang tanpa penjelasan—disebut sebagai bentuk silent treatment oleh De-Andrea Blaylock-Solar, MSW, LCSW-S, CST.
Mengapa Orang Suka Melakukan Silent Treatment?
Tidak ada jawaban pasti mengapa seseorang melakukan silent treatment. Namun, beberapa alasan umum meliputi:
- Pola penghindaran (avoidant attachment style): Orang yang memiliki pola ini cenderung menghindari konflik atau keterlibatan emosional.
- Proses mental yang tertunda: Beberapa orang mungkin kesulitan mengekspresikan emosi mereka secara langsung.
- Ketidakdewasaan emosional: Tidak mampu menghadapi masalah secara langsung.
- Mencoba mempertahankan kontrol: Dengan diam, seseorang mungkin merasa lebih kuat atau mengontrol situasi.
- Manipulasi emosional: Silent treatment bisa digunakan sebagai alat untuk memengaruhi pihak lain.
Alasan Umum Seseorang Melakukan Silent Treatment
Beberapa alasan yang sering ditemukan antara lain:
-
Avoidant attachment style
Pola ini membuat seseorang cenderung menghindar dari konflik atau keterlibatan emosional yang mendalam. -
Kesulitan mengekspresikan emosi
Banyak orang sulit menyampaikan perasaan mereka, sehingga memilih diam sebagai cara untuk menghindari konflik. -
Ketidakdewasaan emosional
Tidak mampu menghadapi masalah secara langsung, sehingga memilih untuk diam. -
Mencoba mempertahankan kekuasaan atau kontrol
Dengan diam, seseorang mungkin merasa lebih kuat atau mengontrol situasi. -
Suka memanipulasi emosional
Silent treatment bisa digunakan sebagai alat untuk memengaruhi pihak lain.

Dampak Silent Treatment pada Hubungan
Efek dari silent treatment sangat merugikan, terutama bagi pihak yang menerima. Mereka bisa merasa sedih, terisolasi, marah, atau bingung. Dalam kasus ekstrem, silent treatment bisa dianggap sebagai bentuk pelecehan.
Ken Page menjelaskan bahwa pasangan dengan ambang batas rendah untuk membiarkan konflik biasanya lebih bahagia dibandingkan mereka yang membiarkan masalah menumpuk. Diam bukanlah strategi yang efektif untuk menjaga hubungan, karena justru akan membuat pihak lain merasa diabaikan.

Cara Mengatasi Jika Pasangan Sering Lakukan Silent Treatment
Jika pasangan Anda sering melakukan silent treatment, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghadapinya secara langsung. Namun, jangan mengajak bicara dengan cara yang kritis atau menghina. Mulailah dengan memberi tahu pasangan bahwa Anda ingin mendengarkan dan memahami sikapnya.
Setelah itu, tetapkan batasan atau aturan dasar. Jelaskan bahwa sikap tersebut menyakitimu dan kamu butuh respons yang lebih baik dari pasangan. Menurut Ken Page, jika prosesnya terlalu lama dan menyakitkan, kamu berhak membicarakan ulang dan menegosiasikannya.

Bagaimana Cara Berhenti Melakukan Silent Treatment?
Jika Anda yang sering melakukan silent treatment, maka penting untuk mulai berubah. Menurut De-Andrea Blaylock-Solar, jika Anda kesulitan menghadapi konflik, cobalah berkata kepada pasangan, "Aku punya beberapa pemikiran, tapi tidak tahu bagaimana bilangnya ke kamu" atau "Aku bahkan tidak tahu bagaimana perasaan aku sekarang. Tapi aku tidak akan menutupmu. Kasih aku waktu."
Dengan cara ini, Anda memberi tahu pasangan bahwa Anda hanya butuh waktu dan ruang untuk memproses perasaan. Namun, jangan lupa untuk membuat rencana bersama untuk mendiskusikan hal tersebut lebih lanjut.

Kesimpulan
Silent treatment sama sekali tidak menguntungkan bagi kedua belah pihak. Ini bisa merusak hubungan dan menyebabkan rasa sakit yang mendalam. Untuk meningkatkan kualitas hubungan, penting untuk tetap terbuka dan siap berbicara. Meskipun sulit, baik Anda atau pasangan harus berusaha untuk mengubah perilaku ini agar hubungan bisa lebih sehat dan harmonis.
