Terapi Cuci Darah Modern Bantu Pasien Gagal Ginjal Hidup Lebih Sehat, Ini Penjelasan Dokter

Terapi Cuci Darah Modern Bantu Pasien Gagal Ginjal Hidup Lebih Sehat, Ini Penjelasan Dokter

Perkembangan Terapi Cuci Darah untuk Pasien Gagal Ginjal Kronik

Gagal ginjal kronik (PGK) masih menjadi masalah kesehatan yang serius di Indonesia. Ketika ginjal tidak berfungsi dengan baik, tubuh kesulitan membuang racun dan sisa metabolisme, sehingga pasien membutuhkan terapi medis untuk tetap bertahan hidup. Salah satu pengobatan utama yang digunakan adalah cuci darah atau hemodialisis (HD).

Menurut dr. Muthalib Abdullah, Sp.PD-KGH, FINASIM, seorang konsultan ginjal-hipertensi di RS Bethsaida Gading Serpong, terapi ini membantu membersihkan racun dalam darah, menjaga keseimbangan cairan, serta mencegah komplikasi seperti kelebihan cairan atau tekanan darah tinggi. Dengan rutin menjalani cuci darah, pasien bisa tetap beraktivitas dan menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih nyaman.

Meski bermanfaat, metode cuci darah konvensional masih memiliki keterbatasan. Alat yang biasa digunakan belum mampu menyaring racun berukuran sedang secara maksimal. Oleh karena itu, berbagai inovasi terus dikembangkan untuk meningkatkan efektivitas terapi.

Salah satu terobosan terbaru adalah HD Theranova, dialiser yang dirancang khusus untuk membersihkan racun berukuran sedang. Teknologi ini membuat pembuangan racun menjadi lebih optimal, sehingga kualitas hidup pasien bisa meningkat. Selain itu, ada juga HDX, pengembangan dari HD konvensional dengan membran penyaring berpori lebih besar dan sistem aliran darah yang lebih baik. Teknologi ini mampu membersihkan racun berukuran menengah hingga besar, mendekati kemampuan metode hemodiafiltrasi (HDF).

HDF sendiri merupakan gabungan antara hemodialisis dan filtrasi tekanan tinggi yang dapat menghilangkan racun secara lebih menyeluruh, terutama racun berukuran menengah. Namun, prosedur ini membutuhkan mesin canggih dan pengolahan air khusus, sehingga belum tersedia merata di semua rumah sakit, khususnya di daerah.

“Terapi HDF biasanya dilakukan satu hingga dua kali seminggu, dan manfaatnya baru terasa setelah dijalani dalam jangka panjang. Prosedur ini juga memerlukan aliran darah yang lebih tinggi, sehingga akses pembuluh darah pasien harus baik,” jelas dr. Muthalib.

Dengan kemampuan membersihkan darah lebih baik, pasien bisa merasa lebih sehat dan beraktivitas lebih nyaman. Meskipun begitu, tantangan terbesar tetap pada akses layanan yang belum merata dan biaya yang masih cukup tinggi.

Tips Hidup Sehat untuk Pasien Gagal Ginjal

Selain mengandalkan teknologi medis, dr. Muthalib menekankan pentingnya peran pasien dalam menjaga kesehatan tubuh. Beberapa langkah sederhana berikut dapat membantu:

  • Pola makan seimbang: Batasi asupan garam, protein, serta makanan tinggi fosfor atau kalium sesuai anjuran dokter atau ahli gizi. Pilih makanan segar dan hindari makanan olahan tinggi natrium.
  • Kontrol asupan cairan: Ikuti jumlah minum yang disarankan tenaga medis agar cairan tidak menumpuk di tubuh.
  • Pantau tekanan darah dan gula darah: Pasien dengan hipertensi atau diabetes harus rutin memantau kondisi ini karena dapat memperburuk kerusakan ginjal.
  • Tetap aktif secara fisik: Lakukan olahraga ringan seperti jalan kaki atau senam peregangan sesuai kemampuan dan rekomendasi dokter.
  • Jaga jadwal terapi dan kontrol rutin: Jangan melewatkan jadwal cuci darah dan pemeriksaan medis agar kondisi ginjal tetap terpantau dengan baik.
  • Kelola stres dan istirahat cukup: Tidur yang cukup dan menjaga kesehatan mental membantu tubuh lebih kuat menjalani pengobatan.

“Teknologi medis akan lebih bermanfaat jika pasien juga aktif menjaga pola hidup sehat dan mematuhi jadwal terapi,” pesan dr. Muthalib.

Dengan dukungan perawatan medis yang terus berkembang dan pola hidup sehat, pasien gagal ginjal kini memiliki peluang lebih besar untuk menikmati kualitas hidup yang lebih baik.

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form