Jejak Jeff 2025: Sampah Jadi Voucher dan VR Lingkungan

Featured Image

Hari Pertama Jakarta Eco Future Festival 2025 Diisi Berbagai Aktivitas Edukatif dan Inovasi Lingkungan

Hari pertama Jakarta Eco Future Festival (JEFF) 2025 berjalan sangat dinamis. Acara yang diadakan di Cibis Park, Jakarta, langsung ramai dikunjungi oleh berbagai kalangan masyarakat. Tenda untuk panggung utama serta deretan gerai outdoor sudah dibuka sejak pukul 9 pagi, Kamis, 25 September 2025. Tahun ini, JEFF mengusung tema utama tentang pengendalian pencemaran udara dan ekonomi sirkular.

Berbagai rombongan pelajar dari berbagai sekolah di ibu kota turut hadir dalam acara tersebut. Contohnya adalah SMAN 78 Jakarta Barat, SMAN 10 Jakarta Pusat, SMK 57 Jakarta Selatan, dan SMK 37 Jakarta Selatan. Mereka datang dengan seragam batik, olahraga, hingga pramuka. Salah satu siswa mengatakan bahwa mereka hadir karena keinginan sendiri.

Selain pelajar, festival lingkungan ini juga menarik perhatian ibu rumah tangga, pekerja kantor, hingga anak-anak TK yang didampingi guru. Mereka tampak antusias saat berkeliling ke beberapa stan atau gerai yang tersedia.

Program Menarik dan Kolaborasi Berbagai Pihak

Tidak hanya diskusi dan workshop, JEFF 2025 juga menyediakan program-program menarik. Salah satunya adalah Trash to Treasure, yang memungkinkan pengunjung menukar sampah dengan produk ramah lingkungan maupun voucher belanja. Banyak lembaga, entitas swasta, serta inisiator program lingkungan ikut berpartisipasi dalam booth JEFF 2025. Beberapa di antaranya adalah RDF Jakarta, Rebricks, Greenia, Bank Sampah Budi Luhur, Pasar Jaya, Paljaya, Eco Touch, Paragon, Bank Jakarta, dan lainnya.

Salah satu instalasi yang mencuri perhatian adalah naga dari sampah karya Unit Penanganan Sampah (UPS) Badan Air Kecamatan Cilandak. Instalasi ini dibuat dari perahu bekas, karung, dan sampah botol plastik. Jaelani, petugas di UPS Badan Air Cilandak, berharap festival ini dapat membantu menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

“Jangan ada yang membuang sampah ke kali,” ujar Jaelani yang sehari-harinya bertugas membersihkan tiga aliran kali di wilayah Cilandak.

Inovasi Teknologi dan Edukasi Lingkungan

Inovasi lain datang dari stan We The Future Academy yang memperkenalkan edukasi lingkungan berbasis teknologi realitas virtual (VR). Pengunjung dapat merasakan simulasi proses pembuatan biogas dari kotoran sapi dengan visual 360 derajat. Simulasi selama tiga menit ini membawa pengguna seolah-olah masuk ke peternakan, mengamati kandang, hingga melihat langsung pemanfaatan kotoran sapi. Dua konten VR lain sedang dikembangkan, yakni tentang proses panen padi dan pemanfaatan air goa.

Stan milik ‘Utama Composter’, pengembang alat pengomposan, memamerkan alat kelola sampah rumah tangga. RB Sutarno, pendiri Utama Composter, menjelaskan bahwa sampah organik bisa diolah di rumah dan kemudian menjadi pupuk. Dengan teknologi komposter, limbah organik mampu menghasilkan tanah subur dan pupuk cair.

Peran Pemerintah dan Masyarakat

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jakarta Asep Kuswanto menyampaikan bahwa JEFF 2025 menjadi ruang untuk menampilkan berbagai upaya pengelolaan lingkungan, mulai dari pengurangan emisi, peningkatan kualitas udara, hingga pengelolaan sampah. Ia berharap festival ini dapat mengedukasi masyarakat lebih luas.

Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno juga memberikan sambutan dalam acara tersebut. Ia mengajak warga lebih aktif memilah sampah sejak dari rumah. Metode yang tersedia semakin beragam, seperti bank sampah dan layanan perusahaan rintisan.

“Setiap hari, sekitar 7.500 ton sampah dibawa ke TPST Bantargebang. Ini artinya, pengelolaan sampah tidak bisa lagi hanya bergantung pada pemerintah,” kata Rano.

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form