Factorytech.my.id Belakangan ini, banyak sekali konten digital—terlebih video yang menggunakan teknologi AI—yang mempermainkan tema neraka untuk hiburan. Ada beberapa video populer yang mendeskripsikan simulasinya tentang manusia dalam situasi neraka dengan maksud mengocok perut penonton, seperti halnya neraka menjadi suatu tempat yang konyol serta menyenangkan.
Phenomenon ini pasti sungguh menakutkan. Sebabnya, bagi para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalam, hanya dengan mendengarkan ayat-ayat yang membicarakan tentang api neraka saja telah cukup untuk menyebabkan mereka merinding, ketakutan, serta berdoa agar diberikan perlindungan oleh Allah terhindari dari azab-Nya.
Sangat berlawanan dengan beberapa orang di masyarakat hari ini yang justru menyepelekan peringatan tentang neraka, malah menjadikannya sebagai materi untuk guyonan dan ejekan.
Peringatan Tegas Allah ⬇️ Tentang Penyalahgunaan Kepercayaan Agama
Allah ﷻ sudah menegaskan di dalam Al-Quran untuk tidak menganggap agama sebagai lelucon atau main-main. Di surah At-Taubah ayat 65-66, Allah menyatakan hal tersebut dengan jelas.
Jika kamu bertanya kepada mereka, niscaya mereka akan berkata, "Hanyalah kami bermain dan bersenang-senang." Katakanlah, "Apakah kalian mengolok-olok Allah, ayat-Nya, serta Rasul-Nya?"
"Jika kalian bertanya pada mereka, tentu mereka akan mengatakan, 'Kami hanyalah bercanda dan bermain.' Katakanlah, 'Adakah tentang Allah, tanda-tandanya, serta rasulnya yang selalu menjadi objek ejekan bagi kalian?'" (QS Al-Taubah [9]: 65).
Jangan minta maaf karena kalian sudah mengingkari iman setelah percaya. Jika kami memaafkan sekelompok dari kalian, maka akan Kami siksa kelompok lain karena mereka adalah orang-orang yang berdosa.
"Tidak perlu Anda menciptakan alasan karena Anda sudah menjadi kuffar setelah beriman. Bila Kami memberikan ampunan kepada beberapa di antara Anda (sebagai bentuk taubat), pasti Kami akan menimpas kelompok lain, karena pada dasarnya mereka adalah para pelaku kejahatan." (QS Al-Taubah [9]: 66).
Perkataan dalam ayat ini merupakan teguran bahwa meremehkan atau mencemooh ayat-ayat Allah serta mengejek agama bisa membawa seseorang kepada kufur, bahkan jika sebelumnya orang tersebut sudah memiliki iman.
Rasulullah ﷺ Melarang Perkataan Bergurau Yang Bohong
Rasulullah ﷺ pun pernah mengingatkan tentang bahayanya berbicara dengan menyertakan kebohongan dalam bentuk lelucon. Menurut hadits yang diberitahukan oleh Abu Daud serta Tirmidzi, Nabi bersabda:
Wah sungguh celaka bagi orang yang berbicara dan membuat orang lain bertopang pada kebohongannya hanya untuk mendapatkan tawa dari orang-orang sekitarnya. Celakalah dirinya, wahai celaka baginya.
"Malanglah bagi seseorang yang bercerita dengan kebohongan semata-mata untuk memuaskan hawa nafsu mengejar tawa sekelompok orang. Malapetaka baginya, malapetaka baginya." (HR Abu Daud: 4990 dan Tirmidzi: 2315)
Hadis ini menggambarkan seberapa beratnya pengaruh dari lelucon atau komentar sembarangan, terlebih lagi bila hal tersebut berkaitan dengan masalah keagamaan dan kehidupan setelah kematian.
Pada zaman digital saat ini, kreativitas jangan sampai menghilangkan rasa hormat kita terhadap aturan-aturan agama. Agama tak seharusnya menjadi objek untuk diejek atau dibuat main-main, sementara neraka juga bukan hal yang bisa diperolok. Semua ucapan serta perbuatan kita nantinya harus bertanggung jawab di hadirat Tuhan Yang Maha Esa.
Mari kita pertimbangkan lagi bagaimana perilaku kita. Agama tidak boleh menjadi objek untuk diejek, demikian pula dengan neraka seharusnya tidak dipandang remeh. Mari kita jaga kata-kata serta pikiran supaya tetap bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan hendaklah kita senantiasa memperhatikan peringatan-Nya, ungkap Ustadz Khalid Basalamah Hafidzahullah. ***