
Factorytech.my.id.CO.ID-JAKARTA Badan Pusat Statistik (BPS) mengindikasikan bahwa perkiraan potensi panen beras nasional dari bulan Mei sampai Juli tahun 2025 diperhitungkan akan mencakup area seluas 2,64 juta hektar, sesuai dengan data yang diambil melalui survei kerangka sampel area (KSA).
Luas panen itu berkurang sebesar 0,04 juta hektare atau 1,66% jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Pudji Ismartini mengatakan bahwa hasil analisis cuaca oleh BMKG menyebutkan tingkat hujan antara bulan April sampai dengan Juli tahun 2025 akan termasuk dalam kisaran rendah hingga sedang. Kondisi ini cenderung memfasilitasi kegiatan bercocok tanam padi.
Meskipun begitu, kita harus waspada karena sejumlah area diyakini akan mendapat hujan lebat hingga ekstrem di bulan Juni-Juli, hal ini mungkin berdampak pada hasil tanaman.
"Hasil pantauan KSA pada bulan April 2025 mengindikasikan bahwa kurang lebih 20,32% dari total area sawah sudah siap untuk dipanen, hal ini sedikit berkurang jika kita bandingkan dengan angka di bulan April tahun 2024 yang tercatat sebesar 22,06%," jelas Pudji saat memberi keterangan kepada media, Senin (2/6).
Di samping itu, kira-kira 34,26% dari total area sawah masih dalam tahap perkembangan tanaman atau disebut juga standing crop. Rincian lebih lanjut menunjukkan bahwa 12,88% ada di fase vegetatif dini, 7,54% berada di fase vegetatif akhir, serta 13,83% lainnya sedang memasuki fase generatif.
"Tanaman pada tahap generatif biasanya dapat dipanen dalam waktu sekitar satu bulan mendatang, sedangkan tanaman yang berada di pertengahan atau awal fase vegetatif akan diseleksi untuk pemanenan antara dua sampai tiga bulan lagi," jelas Pudji.
Secara realisasi, luas panen di bulan April 2025 berada di angka 1,65 juta hektare, mengalami penurunan sekitar 3,22% jika dibandingkan dengan April 2024. Meskipun demikian, bila kita lihat perkembangan secara keseluruhan mulai Januari hingga Juli 2025, luas panen diproyeksikan akan mencapai 7,14 juta hektare, naik 0,88 juta hektare dibandingkan dengan periode serupa tahun sebelumnya.