BMKG: Musim Kering di Selatan Indonesia Dimulai, Hujan Lokal Masih Berlangsung

Factorytech.my.id , Jakarta - Lembaga Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ) meramal perubahan pola cuaca di Indonesia dalam seminggu mendatang. Direktorat Meteorologi Publik BMKG yang dipimpin oleh Andri Ramdhani mengestimasi indeks hujan tersebut. monsun Australia perlahan memperkuat diri, yang menunjukkan kedatangan arus udara kering menuju bagian selatan Indonesia. Hal ini bisa menyebabkan penurunan intensitas hujan.

Ini menunjukkan pula peningkatan area yang mulai memasuki musim. kemarau di minggu kedua bulan Juni," ujarnya saat dihubungi Tempo , Kamu malam itu, 2 Juni 2025.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebelumnya mengumumkan bahwa banyak daerah di Indonesia sedang dalam masa peralihan musim. Momen ini dikenali dari peningkatan paparan sinar matahari yang kuat antara pagi sampai tengah hari, hal tersebut mendorong terbentuknya awan konvektif serta menambah peluang hujan lokal menjelang petang hingga malam hari.

Meskipun daerah bagian selatan Indonesia sudah memasuki musim kemarau, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) masih mengidentifikasi adanya potensi curah hujan di berbagai area disebabkan oleh gabungan dari beberapa jenis gelombang atmosfir, seperti low frequency Menurut Andri, terbentuknya awan konvektif karena aktivitas gelombang atmosfir seperti kelvin waves dan rossby equatorial akan meningkat dalam satu pekan mendatang. "Terutama di siang sampai sore hari di beberapa wilayah Kalimantan, Sulawesi, utara Maluku, dan bagian utara Papua," jelasnya.

Dalam rentang waktu tersebut, kejadian ini terjadi Madden-Julian Oscillation (MJO) diproyeksikan untuk menjadi aktif di area Indonesia saat fase 4 dan 5. Meskipun intensitasnya mereda, fenomena tersebut masih memberi sumbangan dalam peningkatan kelembapan udara, yang kemudian mendorong terciptanya awan-awan konvektif penghasil hujan dari tengah hari sampai petang.

Daerah yang terpengaruh meliputi Selatan Sumatera, Kalimantan, kebanyakan wilayah Sulawesi, serta Maluku, Maluku Utara, dan Papua. Ketidakstabilan atmosfer yang signifikan turut memicu perkembangan awan konvektif di berbagai area lainnya.

Berdasarkan prediksi untuk akhir Mei sampai pertengahan Juni 2025, curah hujan di kebanyakan daerah Indonesia diperkirakan akan berkisar antara kategori rendah hingga sedang, yakni 10-150 millimeter (mm) tiap dasarian. Sementara itu, hujan dengan intensitas tinggi bahkan ekstrem yang melebihi 150 mm setiap dasarian diproyeksikan akan terjadi di Papua, Maluku, bagian selatan Sulawesi, Kalimantan, serta beberapa area di Jawa dan Nusa Tenggara.

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form