Factorytech.my.id– Kecerdasan buatan (AI) mengalami perkembangan yang amat pesat.
Perkembangan ini bahkan sudah membahayakan berbagai pekerjaan, layaknya yang sempat diulas dalam artikel tersebut. Factorytech.my.id berjudul 10 Pekerjaan yang Diperkirakan akan Direplace Teknologi Kecerdasan Buatan.
Akan tetapi, masih terdapat beberapa profesi yang saat ini sulit untuk atau paling tidak baru sebentar lagi akan dapat digantikan oleh kecerdasan buatan.
Mengutip Forbes Sebuah penelitian pada komunitas Eskimoz mengukur ketahanan beragam pekerjaan terhadap automatisasi yang didorong oleh kecerdasan buatan.
Skor kekuatan AI diukur dengan mempertimbangkan dua faktor pokok, yaitu presentase dari interaksi yang masih memerlukan campuan tangan manusia serta probabilitas bahwa pekerjaan itu bisa dinafikan oleh teknologi.
Semakin besar partisipasi langsung manusia dalam suatu pekerjaan dan semakin kecil potensi pengotomatannya, maka semakin kecil pula peluang pekerjaan tersebut tergantikan oleh teknologi AI.
Berikut adalah 10 profesi yang diyakini cukup tangguh menghadapi teknologi kecerdasan buatan (AI), disusun mulai dari posisi yang paling rendah kemungkinannya sampai dengan yang lebih besar peluangnya untuk diganti oleh AI:

1. Ahli Hukum (Indeks Kekuatan AI: 100)
Pengacara membutuhkan 100 persen keterlibatan langsung dengan manusia, sedangkan peluang tergantikannya oleh kecerdasan buatan hanyalah sebesar 29 persen.
Bidang pekerjaan ini mengharuskan adanya logika, pengambilan keputusan moral, serta pemahaman hukum yang tak dapat digantikan oleh peralatan teknis.
2. Manajer Pelayanan Perawatan Kesehatan (Nilai: 93)
Walaupun kecerdasan buatan bisa mendukung diagnosa, sebanyak 89 persen dari pekerjaan tersebut masih membutuhkan sentuhan manusia.
Peluang terjadinya otomatisasi adalah sekitar 26%.
3. Manager Sumber Daya Manusia (Nilai: 87)
Sebanyak 82,9% dari tugas pekerjaan ini membutuhkan interaksi manusia.
AI tidak dapat mempenganti peran empati dalam mengelola hubungan interpersonal di tempat kerja, sementara probabilitas otomatisasi berada pada tingkat 26%.
4. Manager Umum dan Operasional (Nilai: 75)
Profesi ini melibatkan lebih dari 80% interaksi langsung dengan publik dan tim internal.
Kemungkinan tergantikan oleh kecerdasan buatan adalah 36%.
5. Supervisor Layanan Pelanggan Petugas Administrasi (Nilai: 64)
Dengan 81,6% ketergantungan pada interaksi manusia, profesi ini tetap memerlukan komunikasi antar pribadi yang tinggi.
Namun, potensi pengotomatannya masih cukup besar, yaitu sekitar 50%.
6. Ahli dalam Pendidikan dan Pembangunan (Skor: 61)
Sebanyak 57,8% dari peran tersebut mengandalkan interaksi tatap muka antar Manusia.
Kemungkinan risikonya secara otomatis rendah, yaitu sekitar 29%.
7. Manajer Desain dan Teknis (Skor: 55)
Bidang pekerjaan tersebut mengharuskan adanya 47,1% interaksi dengan orang lain dan memiliki risiko terganti oleh kecerdasan buatan sebesar 25%.
8. Pegawai Kepatuhan (Compliance Officer) (Nilai: 55)
Walaupun 72% karyawan di sektor ini berinteraksi dengan orang lain, profesi ini masih berisiko dialihdayakan sampai 50%.
9. Manager Produksi di Sektor Industri (Nilai: 48)
Sekitar 51% dari tugas tersebut mencakup interaksi dengan orang lain, khususnya dalam menyelesaikan masalah serta berkomunikasi dengan pelanggan.
Kemungkinan risiko akibat otomatisasi diproyeksikan sekitar 37%.
10. Desainer Visual (Nilai: 48)
Kepentingan interaksi manusia diperlukan sebanyak 72,5% guna mengerti harapan klien serta menyesuaikan desain dengan citra merk.
Akan tetapi, tugas ini menghadapkan pada risiko automatisasi yang cukup besar sebesar 48% di antara daftarnya.
Kenapa AI Tak Dapat Menjadi Pengganti untuk Beberapa Pekerjaan Khusus?
Mengutip Paybump, Sebuah wadah untuk mengembangkan karir, keunggulan AI terletak pada kemampuannya memproses data dengan cepat.
Akan tetapi, AI masih terdapat berbagai batasan, di antaranya adalah:
1. Kecerdasan Emosional: AI mampu mendeteksi pola, namun tak bisa menunjukkan empati kepada orang yang merasakan kecemasan, kesedihan, atau tekanan.
2. Kreativitas: AI hanya menciptakan hasil sesuai dengan instruksi yang diberikan, bukannya melibatkan imajinasi atau pengalaman kehidupan.
3. Evaluasi Moral dan Intuisi: AI tidak dapat membuat keputusan dalam situasi yang kabur atau memperhitungkan aspek-aspek etis layaknya manusia.
4. Keterampilan Menyesuaikan Diri: Sistem AI beroperasi dengan efektif di lingkungan yang dapat diprediksi. Namun, ketika menghadapi situasi rumit atau tidak terduga, sistem AI mungkin kurang berhasil.
10 Pekerjaan yang (Masih) Tidak Terancam oleh AI Menurut Paybump
1. Petugas Medis (Dokter, Perawat, Therapist)
Bidang pekerjaan ini mengharuskan adanya rasa simpati, kemampuan membuat keputusan dengan cepat, serta berkomunikasi secara langsung dengan orang yang dirawat.
2. Guru dan Pendidik
Mengajar tidak hanya berarti menyalurkan pengetahuan, namun juga merangsang serta mendorong semangat belajar para siswa.
3. Pekerja Sosial
Menggunakan empati yang kuat serta keahlian dalam mengelola kondisi emosi yang rumit.
4. Profesional Kreatif (Penulis, Desainer Grafis, Seniman)
Kreativitas serta keunikan manusia tak dapat diambil alih oleh peralatan mesin.
5. Psikolog dan Konselor
Sikap individual serta kemampuan untuk merasakan empati amatlah berharga di bidang perawatan kesehatan jiwa.
6. Manager Sumber Daya Manusia
Mengenali pergerakan tim serta mengatasi perselisihan membutuhkan insting dan interaksi yang natural.
7. Manager Sales dan Akun
Usaha perdagangan skala besar sangat tergantung pada relasi, bukan hanya berdasarkan data.
8. Ahli Hukum dan Penasihat Legal
Pemikiran, etika, serta pertimbangan yang rumit belum dapat dijangkau oleh kecerdasan buatan.
9. Ahli Strategi Pemasaran
Mengenali perasaan penonton serta mengembangkan ikatan emosional merupakan faktor utama dalam mencapai kesuksesan sebuah kampanye.
10. Pemimpin Bisnis
Kepemimpinan melibatkan memiliki pandangan jauh kedepan, mendorong orang lain, serta membuat pilihan yang belum tentu hanya didasari oleh akal sehat saja.
(Factorytech.my.id, Tiara Shelavie)