
Penguatan Kolaborasi antara SPK dan Sekolah Nasional
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) terus mendorong kolaborasi antara Satuan Pendidikan Kerja Sama (SPK) dengan sekolah nasional melalui program pengimbasan. Tujuan dari langkah ini adalah mempercepat transformasi pendidikan Indonesia menuju sistem yang lebih modern, inklusif, dan berdaya saing global.
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Fajar Riza Ul Haq, menekankan bahwa SPK memiliki posisi strategis sebagai bagian integral dari sistem pendidikan nasional. Ia menyatakan bahwa SPK bukan entitas di luar sistem nasional, melainkan bagian yang memperkaya mutu pendidikan melalui standar global, penguatan karakter, serta jejaring antarbangsa yang berakar pada nilai-nilai kebangsaan dan Pancasila.
“SPK memiliki posisi unik karena berada di antara nilai-nilai global dan konteks nasional. Di lingkungan SPK, siswa terbiasa berinteraksi lintas budaya, menghargai perbedaan, dan bekerja sama dalam keragaman,” ujarnya dalam Konvensi SPK Indonesia VIII di Bandung, Senin 13 Oktober 2025.
Fajar juga menjelaskan bahwa prinsip ini sejalan dengan 8 Dimensi Profil Lulusan dalam Permendikdasmen Nomor 10 Tahun 2025, di mana empat di antaranya kewargaan, penalaran kritis, kolaborasi, dan komunikasi, selaras dengan semangat Konvensi SPK tahun ini.
“Karakter inilah yang ingin kita tanamkan agar anak-anak Indonesia mampu menjadi warga dunia yang cerdas sekaligus beradab,” tambahnya.
SPK sebagai Katalis Transformasi Pendidikan Nasional
Oleh karena itu, Kemendikdasmen mendorong SPK menjadi learning hub yang memperkuat program prioritas pendidikan, seperti Pembelajaran Mendalam, penguatan guru Bimbingan Konseling serta pengajaran koding dan kecerdasan artifisial (AI) di sekolah-sekolah mitra.
“Dari pengalaman kolaboratif ini, anak-anak belajar bahwa menjadi warga global bukan berarti kehilangan akar, melainkan memperluas empati dan tanggung jawab sebagai manusia Indonesia,” katanya.
Contoh Kolaborasi Nyata: BAIS dan Sekolah Mitra Bandung
Contoh konkret program pengimbasan datang dari Bandung Alliance Intercultural School (BAIS). Kepala Sekolah BAIS, Travis Julian, menjelaskan bahwa pihaknya telah menjalin kemitraan dengan sejumlah sekolah di Bandung.
“Komitmen kami diwujudkan melalui program pertukaran siswa dan guru, workshop kedisiplinan, serta pelatihan pembelajaran bersama sekolah mitra,” ujarnya.
Pelaksana Tugas Ketua SPK Indonesia, Oscarina Dewi Kusuma, menegaskan bahwa SPK konsisten menjadi teladan dalam penerapan prinsip keberlanjutan dan pembentukan karakter siswa.
“SPK siap menularkan praktik pendidikan berkelanjutan dan berkarakter kepada sekolah-sekolah nasional,” kata Dewi.
Pendidikan untuk Warga Dunia yang Bertanggung Jawab
Dijelaskan Dewi, konvensi SPK Indonesia VIII yang mengusung tema “Memimpin dengan Tujuan Keberlanjutan dan Kewarganegaraan Global dalam Dunia Pendidikan” menyoroti pentingnya menyiapkan siswa menjadi warga dunia yang bertanggung jawab. Bahkan, sekolah-sekolah SPK mengintegrasikan nilai keberlanjutan ke dalam kurikulum sejak dini.
“Kami membiasakan siswa bertanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat sejak sekarang, bukan menunggu 20 tahun lagi,” pungkasnya.
Kolaborasi antara SPK dan sekolah nasional diharapkan dapat memperluas akses masyarakat terhadap pembelajaran berstandar global, meningkatkan mutu pendidikan, dan membangun generasi yang tangguh menghadapi tantangan dunia modern.
Dengan semangat kebersamaan, SPK dan sekolah nasional menjadi katalis transformasi pendidikan Indonesia menuju sistem yang adaptif, berdaya saing, dan berkarakter.