
Factorytech.my.id – Pria berkebangsaan China bernama Peng Yujiang menyatakan bahwa dia berhasil bertahan setelah mengalami insiden jarang terjadi di mana dia tak sengaja tertarik naik hingga mencapai ketinggian lebih dari 8.500 meter saat menjalani tes layangan parasut di atas Pegunungan Qilian, bagian barat laut China.
Kejadian ini terjadi pada Minggu (25/5) dan langsung menjadi sorotan media lokal serta internasional karena risiko ekstrem yang menyertai insiden tersebut.
Menurut laporan BBC pada hari Sabtu, tanggal 31 Mei 2025, Peng, berusia 55 tahun, sedang mencoba perlengkapan terbarunya di ketinggian sekitar 3.000 meter di atas permukaan laut. Tetapi, dengan mendadak dia terseret naik akibat fenomena jarang yang disebut cloud suck — arus udara vertikal yang mampu menghanyutkan parasel hingga ke atmosfir bagian atas dengan sangat kuat.
"Saya berkeinginan untuk keluar sesegera mungkin, namun sayangnya tak dapat dilakukan. Saya malah naik terus hingga akhirnya memasuki lapisan awan," ungkap Peng kepada China Media Group.
Peristiwa dramatis ini terekam dalam kamera yang terpasang di glidernya dan kemudian diunggah ke platform video Douyin—versi Tiongkok dari TikTok.
Dalam klip itu, tampak muka dan badan Peng dibaluti oleh lapisan es, menggambarkan temperatur ekstrim yang dialaminya dalam atmosfer jarang oksigen. "Sungguh sangat menyeramkan. Segala sesuatunya berwarna putih. Saya tak dapat memandangi kemana saja. Tak ada kompas, jadi saya bingung harus pergi kearah manapun. Awalnya pikir saya terbang lurus, tapi faktanya malah berkeliling," tuturnya.
Di samping itu, temperatur pada ketinggian 8.500 meter dapat turun sampai minus 40 derajat Celsius dan tingkat oksigen sangat rendah, nyaris sama seperti situasi di puncak Gunung Everest yang berada pada ketinggian 8.849 meter. Peng menyatakan bahwa dirinya pernah hilang kesadaran ketika sedang menurunkan ketinggian disebabkan oleh pengaruh hipoksia. Untungnya, dia berhasil mengontrol parasutnya dan mendarat dengan aman, walaupun keadaannya fisiknya semakin memburuk dikarenakan pendinginan ekstrim tersebut.
Akan tetapi, legitimasi videonya menunjukkan Peng terbang di udara pun mulai diragukan. Menurut laporan NBC News pada hari Sabtu, 31 Mei 2025, beberapa kliping yang tersebar luas di media sosial tersebut diyakini sudah diperbaharui dengan teknologi AI.
Pengamatan awal dari GetReal Labs menyatakan bahwa lima detik pembukaan videonya berisi unsur visuel buatan, seperti logo aplikasi kecerdasan buatan AI Doubao yang sudah ditiadakan ketika dirilis.
GetReal Labs mencatat ketidakkonsistenan visual seperti teks "Apollo 2" yang sulit dibaca dalam video pembuka, serta postur badan dan latar belakang yang tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya dari Pegunungan Qilian. Mereka menegaskan, "Analisis model kami mendukung fakta bahwa frame awal tersebut adalah hasil buatan."
Meskipun demikian, asosiasi olahraga udara Gansu mengungkapkan bahwa pencapaian Peng pada dasarnya diakui dan benar-benar direkam oleh perangkat yang dipasang pada parasut payung layang miliknya. Akan tetapi, pernyataan awal mereka sudah dicabut dari akun resmi lantaran ada satu elemen yang dirasa masih kurang tepat.
Meski sudah memegang lisensi resmi untuk parasailing, Peng dikenakan hukuman suspensinya selama setahun karena terbang tanpa izin yang sah pada waktu itu. Otoritas China sedang melakukan investigasi tambahan tentang insiden tersebut dan juga mencari tahu apakah ada pelanggaran aturan penerbangan lainnya.
Insiden tersebut menyita perhatian kalangan pecinta olahraga ekstrem, terutama para pilot layang-layang parasailing di setiap penjuru dunia, yang biasanya sudah mengenal bahaya-bahaya saat berada di ketinggian melebihi 3.000 meter.
Bahkan, seorang pakar paralayang bermarga Ou yang dikutip oleh media Tiongkok menjelaskan bahwa pada ketinggian di atas 2.000 meter saja suhu bisa sangat dingin. “Pada 8.000 meter, udara sangat tipis dan suhu bisa membunuh. Sangat jarang orang selamat dari kondisi seperti itu. Ini benar-benar keajaiban,” ujarnya.
Cerita tentang Peng sebagai pengingat kuat bahwa olahraga ekstrem seperti paralayang membutuhkan persiapan yang rinci, perlengkapan yang komprehensif, dan pematuhan terhadap aturan penerbangan. Bahkan seorang profesional pun dapat menghadapi ancaman jiwa tanpa izin yang tepat. Kini otoritas penerbangan China sedang merevaluasi prosedur keamanan untuk aktivitas paralayang dengan tujuan mencegah kemungkinan insiden semacam itu terjadi lagi di masa mendatang.