Panasnya Kutub Mengacaukan Arus Laut, Ancam Banjir Besar di AS

Factorytech.my.id , Jakarta - Para ilmuwan menyatakan pemanasan ekstrem di wilayah kutub utara —terutama di Arktik dimana pertambahan temperatur berlangsung lebih cepat daripada daerah lain di planet ini—dapat menimbulkan gangguan pada jaringan peredaran air lautan Atlantik Fenomena tersebut menyebabkan kenaikan signifikan dalam tinggi permukaan air laut di wilayah pantai timur Amerika Serikat.

Kenaikan temperatur di daerah Arktik tersebut diprediksikan bisa merusak Atlantik Meridional Overturning Circulation (AMOC), sebuah jaringan aliran lautan raksasa yang sangat mempengaruhi penyebaran kehangatan dunia secara keseluruhan serta pola iklim antarbenua.

Céline Heuzé, dosen senior klimatologi dari University of Gothenburg, bersama tim peneliti dari Norwegia, Swedia, Jerman, dan Inggris, menyoroti peran Beaufort Gyre—pusaran air besar di Arktik—dalam menjaga stabilitas AMOC. Mereka menemukan bahwa pencairan es laut melepaskan air tawar dalam jumlah besar, yang dapat merusak keseimbangan sistem tersebut.

"Temuan penelitian ini menyebabkan kekhawatiran bagi kami bahwa pengurangan es laut di wilayah tersebut dapat menuju kepada poin kritis di mana AMOC hancur," ungkap Heuzé, sebagaimana dilansir dari Earth.com Pada hari Selasa, tanggal 3 Juni 2025.

Para peneliti memperkirakan pemanasan global yang terus berlanjut dapat memperkecil ukuran Beaufort Gyre dan mengubah pola sirkulasi air tawar di Atlantik Utara. Jika AMOC melambat, atau bahkan berhenti, arus yang biasanya membawa air hangat ke utara akan terganggu. Akibatnya air laut bisa menumpuk di garis pantai timur AS dan memicu banjir mendadak di wilayah seperti Florida, Georgia, dan Carolina.

Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat (NOAA) mengamati bahwa tingkat air laut sudah meningkat di beberapa daerah pantai. Akibatnya, dampak dari badai dengan intensitas rendah merentangi area yang lebih lebar hingga ke daratan, menyebabkan kerusakan semakin meluas.

Raffaele Ferrari, seorang professor oseanografi dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), menegaskan bahwa kemungkinan runtuhnya AMOC merupakan suatu ancaman iklim yang sungguh memprihatinkan. Menurut Ferrari, kondisi ini sering kali digambarkan oleh para peneliti sebagai sebuah poin penting dalam masalah iklim. "Suatu kejadian yang dapat menciptakan efek besar dengan cepat dan mungkin tidak bisa dipulihkan," jelasnya.

Laporan NASA (NASA) NASA ) Mendukung temuan tersebut, institusi itu menyebutkan bahwa pengurangan luasan es di wilayah Arktik berkontribusi pada peningkatan absorpsi panas oleh lautan, yang kemudian mendorong percekcapan lebih lanjut serta pelepasan air tawar ke dalam samudera. Bila hal ini bertumpuk dan alirannya menuju Atlantic Utara, sistem AMOC dapat terpengaruhi secara signifikan.

Beberapa kota seperti Norfolk, Virginia, telah mulai menerapkan tindakan pencegahan dengan membangun pompa dan gerbang pembatas air laut. Regulator pun sedang meninjau ulang zona-zona yang rentan terhadap banjir. Upaya mitigasinya melibatkan penggunaan sumber daya energi ramah lingkungan seperti panel surya dan turbin angin, meningkatkan efisiensi energi pada hunian dan bangunan komersial, serta melestarikan ekosistem hutan mangrove sebagai penyangga dari gelombang naik.

Ilmuwan secara konsisten mengawasi variasi kepadatan dan kadar garam dalam air lautan, fenomena ini memiliki potensi untuk menyebabkan pengaruh signifikan terhadap kondisi iklim dunia. Studi tentang masa glasier di masa lalu mencatat bahwa pergantian tiba-tiba pada aliran samudera bisa membawa akibat penting bagi pertanian, habitat hayati, serta konstruksi area pantai.

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form