
PIKIRAN RAKYAT -
Dekarbonisasi dalam bidang transportasi mengharuskan adanya ide-ide baru. Pertamina NRE bekerja sama dengan firma dari Prancis bernama MGH Energy untuk menyelidiki kemungkinan-kemungkinan pembaharuan dan perkembangan. e-fuels yaitu bahanbakar yang berasal dari sumber daya energi berkelanjutan.CEO Pertamina NRE, John Anis menyebutkan bahwa sesuai dengan tujuan pemerintah yang sangat ambisius untuk memperluas pembangkit listrik menggunakan sumber daya terbarukan, kesempatan untuk mengembangkan e-fuels menjadi lebih luas lagi. Tentu saja ini akan berkontribusi pada keamanan energi serta kemandirian energi di tanah air.
Beberapa contoh e-fuels antara lain e-metanol dan eSAF. E-metanol merupakan bentuk metanol yang dihasilkan dengan menggabungkan hidrogen hasil proses elektrolisis air berenergi terbarukan serta karbon dioksida yang telah tertangkap. Metanol atau e-metanol umumnya dimanfaatkan dalam sektor perhubungan laut dan industri kimia.
Sementara eSAF atau e-sustainable aviation fuel Merupakan bahan bakar buatan untuk pesawat yang dihasilkan melalui proses elektrolisis dengan memanfaatkan daya dari sumber energi terbarukan seperti matahari, air, atau angin sebagai penyedia listriknya.
"Indonesia mempunyai potensi sumber daya terbarukan yang luar biasa besar, mulai dari tenaga surya sampai hidro, yang dapat menjadikan dasar untuk pembuatan e-fuels secara industrial," ungkap John Anis dalam pernyataan tertulis yang diterima Pikiran-rakyat.com , Rabu, 4 Juni 2025.
John menyatakan bahwa kerja sama strategis ini bukan hanya dapat membuka peluang dalam menciptakan solusi inovatif untuk mendukung dekarbonisasi, tetapi juga memiliki potensi untuk mendorong pertukaran teknologi serta meningkatkan campuran energi terbarukan di Indonesia.
Di tingkat dunia, perkembangan bahan bakar listrik (e-fuels) serta SAF ramah lingkungan (eSAF) sudah menjadi elemen penting dalam strategi energi terbarukan banyak negara. Misalnya saja Jerman yang memiliki fasilitas produksi e-fuel berkapasitas besar di wilayah Patagonia. Sementara itu, Jepang dan Amerika Serikat sedang gencar melakukan penelitian dan memberikan insentif pajak bagi teknologi eSAF.
Dengan berpartisipasi dalam tren tersebut, Indonesia tidak hanya menanggapi tekanan lingkungan global, tetapi juga mengambil keuntungan dari kesempatan ekonomi baru yang timbul dari peralihan energi.
Di masa depan, dukungan dalam hal peraturan, insentif pajak, pembangunan infrastuktur, serta meningkatkan kemampuan tenaga kerja akan jadi faktor utama kesuksesan pengembangan dan komersialisasi e-bahanbakar di Indonesia. Dengan manajemen yang tepat, negara kita dapat tumbuh sebagai salah satu sentra produksi energi bersih terbesar di ASEAN, memenuhi permintaan lokal sekaligus menghadapi tantangan pasar dunia.
VP Komunikasi Korporat dari PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso menyatakan bahwa Pertamina NRE memegang peranan vital dalam penggunaan energi terbarukan. Untuk mencapai tujuan energi bersih ini secara optimal, kerjasama antar banyak pihak sangat dibutuhkan. Hal tersebut juga akan membantu mewujudkan sasaran emisi nol bersih oleh Pemerintah dengan kecepatan yang lebih tinggi melalui partisipasi seluruh pemangku kepentingan.
We appreciate Pertamina NRE taking proactive steps to find breakthroughs in renewable energy. The development of clean energy is expected to benefit community welfare, improve the economy, and achieve the government's Net Zero Emissions (NZE) targets as well as self-sufficiency in energy," added Fadjar.
Pertamina NRE serta MGH Energy tadi telah meresmikan perjanjian kerja sama guna mengembangkan e-fuels pada tanggal 28 Mei 2025 di tempat Forum Bisnis Indonesia-Perancis.
MGH Energy merupakan bagian dari grup MGH (Mobility Green Horizon), sebuah entitas Prancis yang berdedikasi pada penurunan emisi karbon dalam bidang transportasi, khususnya transportasi laut dan udara. Perusahaan ini merintis projek-projek guna mensubstitusi bahan bakar fosil dengan alternatif ramah lingkungan seperti e-metanol dan e-jet, bertujuan mendorong transformasi ke sistem transportasi yang lebih bersih.
Pertamina, sebagai pemain utama di industri transisi energi, bertekad untuk mencapai emisi nol bersih tahun 2060 melalui implementasi program-program yang secara langsung memengaruhi pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB). Semua usaha ini konsisten dengan aplikasi Prinsip Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (LSTK) dalam setiap aspek kegiatan bisnis dan operasionalnya. ***