
Factorytech.my.id.CO.ID, JAKARTA - Berdasarkan proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras dari Januari sampai Juli 2025 diperkirakan mencapai 21,76 juta ton. Angka ini menunjukkan kenaikan sebesar 2,83 juta ton atau meningkat sekitar 14,49% jika dibandingkan dengan jumlah yang sama pada tahun lalu yaitu 18,93 juta ton. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini menyebut bahwa produksi beras bulanan untuk kebutuhan masyarakat pada April 2025 adalah sebanyak 5,23 juta ton. Ini berarti ada sedikit pengurangan sebesar 0,14 juta ton beras atau 2,68% jika kita bandingkan dengan data produksi beras di bulan April 2024 yang totalnya 5,38 juta ton.
"Kemampuan memproduksi padi dari bulan Mei sampai dengan Juli tahun 2025 diproyeksikan mencapai 7,75 juta ton beras. Oleh karena itu, perkiraan produksi gabungan untuk periode Januari-Juli tahun 2025 diperkirakan mendekati angka 21,76 jute ton beras," ungkap Pudji ketika memberi keterangan dalam acara rilis data statistik resmi (BRS) yang digelar di markas Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta, hari Senin tanggal 2 Juni 2025.
Menurut data dari Survei Kerangka Sampel Area (KSA) bulan April 2025, kata Pudji, produksi gabah padi di bulan tersebut menembus angka 1,65 juta hektare, turun sekitar 0,05 juta hektare (atau 3,22%) jika kita bandingkan dengan periode sama tahun lalu yaitu 1,71 juta hektare. Di sisi lain, perkiraan untuk area tanam padi antara Mei dan Juli 2025 diproyeksikan akan mencapai kisaran 2,64 juta hektare.
"Oleh karena itu, perkiraan total area tanam padi dari Januari hingga Juli 2025 diperkirakan mencapai kisaran 7,14 juta hektare, naik sekitar 0,88 juta hektare (atau meningkat sebanyak 14,01%) jika dibandingkan dengan luas tanaman padi di periode yang sama tahun 2024 yaitu sebesar 6,26 juta hektare," kata Pudji.
Pudji mengestimasi bahwa produksi beras di Indonesia bulan April 2025 akan mencapai kira-kira 10,88 juta ton Gabah Kering Panen (GKP), ini adalah penurunan sebesar 0,32 juta ton GKP (atau menurun sekitar 2,86%) jika dibandingkan dengan jumlah pada April tahun lalu yaitu 11,20 juta ton GKP. Di sisi lain, melalui pengamatan terhadap tahapan pertumbuhan tanaman padi dari survei Kawedanan Serat Agrikultur (KSA) untuk periode April 2025, diperkirakan potensi produksi gabah kering panen antara bulan Mei sampai Juli 2025 akan mencapai total sekitar 16,07 juta ton GKP.
"Diperkirakan total produksi padi dari Januari hingga Juli 2025 mencapai sekitar 45,15 juta ton Gabah Kering Panen (GKP), naik sebesar 5,86 juta ton GKP atau 14,92 persen dibandingkan dengan jumlah yang dihasilkan dalam periode serupa tahun 2024 yaitu 39,29 juta ton GKP," tambah Pudji.
Pudji menyebutkan bahwa ketiganya, yakni Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat merupakan daerah dengan jumlah produksi padi (GKP) tertinggi di antara bulan Januari hingga Juli tahun 2025. Di sisi lain, provinsi yang memiliki angka produksi padi (GKP) terendah adalah Provinsi Papua Pegunungan, Kepulauan Riau, serta DKI Jakarta.
BPS, lanjut Pudji, memproyeksikan produksi padi pada April 2025 sebanyak 9,09 juta ton GKG, atau turun 0,25 juta ton GKG (2,68 persen) dibandingkan April 2024 yang sebanyak 9,34 juta ton GKG. Sementara itu, berdasarkan amatan fase tumbuh padi hasil Survei KSA April 2025, potensi produksi padi sepanjang Mei–Juli 2025 sebanyak 13,44 juta ton GKG.
"Produksi total beras dari januari hingga Juli tahun 2025 diproyeksikan mencapai 37,77 juta ton dalam satuan Gabah Kering Galeng (GKG), naik sekitar 4,91 juta ton GKG atau kira-kira 14,93 persen jika dibandingkan dengan jumlah yang dihasilkan selama periode serupa pada tahun 2024 yaitu 32,86 juta ton GKG," lanjut Pudji.
Pudji mengatakan bahwa Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat merupakan tiga propinsi dengan jumlah produksi beras (GKG) tertinggi di antara Januari-Juli 2025. Di sisi lain, ketiganya yang memiliki produksi beras (GKG) termiskin adalah Propinsi Papua Pegunungan, Kepulauan Riau, serta DKI Jakarta.
Pudji menyebutkan bahwa sesuai dengan analisis dan ramalan dari BMKG, mulai bulan April sampai Juli tahun 2025, intensitas hujan di setiap daerah Indonesia diperkirakan akan mencapai tingkat rendah hingga sedang. Hal tersebut sangat kondusif untuk melaksanakan aktivitas penanaman padi dari April hingga Juli 2025.
Meskipun begitu, harus dicermati terkait prediksi curah hujan dengan intensitas tinggi sampai sangat tinggi di beberapa daerah dari Juni hingga Juli 2025, hal tersebut bisa berdampak atau menggangu proses penanaman padi,” ujar Pudji.